Jumlah Korban Sipil di Gaza Terus Bertambah, Menlu AS Kritik Israel: Ada Kesenjangan Niat untuk Melindungi dan Kenyataan di Lapangan
JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkritik Israel secara terbuka dengan keras, terkait dengan operasi militer yang dilakukan di selatan Gaza, mengatakan ada kesenjatan antara niat untuk melindungi warga sipil di lapangan.
"Saat kita berada di sini hampir seminggu setelah kampanye di selatan, tetap penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil," kata Menlu Blinken, melansir Reuters 8 Desember.
"Dan masih ada kesenjangan antara niat untuk melindungi warga sipil dengan hasil nyata yang kita lihat di lapangan," lanjut Menlu Blinken.
Kemarin, Presiden AS Joe Biden berbicara secara terpisah melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Abdullah dari Yordania.
Presiden Biden "menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil, memisahkan penduduk sipil dari Hamas, termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk berpindah dengan aman dari wilayah perang tertentu," kata Gedung Putih.
Terpisah, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 17.177 sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Hari Kamis.
"Sekitar 70 persen korban adalah anak-anak dan perempuan," kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers, dilansir dari Anadolu.
Lebih jauh dia mengatakan, 46.000 orang lainnya terluka dalam serangan gencar Israel di wilayah Palestina yang diblokade.
"Setidaknya 290 petugas medis tewas, 102 ambulans hancur dan 160 pusat layanan kesehatan menjadi sasaran serangan Israel, sementara 20 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer terpaksa tidak berfungsi," papar al-Qudra.
"Kami menghadapi kesulitan dalam menghitung jumlah korban tewas dan korban luka akibat serangan yang sedang berlangsung dan pemadaman komunikasi," tambahnya.
Baca juga:
- Korban Tewas Warga Sipil Palestina Tembus 17 Ribu Jiwa, AS Belum Berikan Tenggat Waktu Israel Akhiri Operasi di Gaza
- Denmark Sahkan UU Pelarangan Pembakaran Al-Qur'an, Menteri Kehakiman: Demonstrasi Seperti Itu Merugikan
- Kepala Intelijen Rusia: AS Berisiko Menciptakan Vietnam Kedua Bagi Dirinya Sendiri
- China-Singapura Bakal Berlakukan Perjanjian Bebas Visa Selama 30 Hari pada Awal Tahun Depan
Diketahui, Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember, seiring berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan Hamas.
Israel melancarkan kampanye militer dan blokade total terhadap Jalur Gaza, usai Hamas melancarkan serangan ke wilayah selatan mereka pada 7 Oktober, menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas menurut angka resmi.
Pada Hari Jumat Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, sebanayk 92 tentaranya telah tewas dalam pertempuran di Gaza sejak serangan darat dimulai pada 20 Oktober.