Harga XRP Diprediksi Tembus ATH Baru Berkat Kemitraan Ripple dan Optimisme Kasus SEC
JAKARTA - XRP, aset kripto yang dikembangkan oleh Ripple, mencatat kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sejak awal tahun, harga XRP telah naik lebih dari 78%, dan menembus level 0,6 dolar AS (Rp 9.290) pada 1 Desember. Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga XRP adalah perkembangan positif dari kasus hukum antara Ripple dan regulator AS, kemitraan strategis dengan klien-klien besar, dan prediksi optimis dari analis kripto.
Ripple sedang menghadapi gugatan hukum dari Securities and Exchange Commission (SEC) AS, yang menuduh perusahaan menjual XRP sebagai sekuritas ilegal sejak Desember 2020. Ripple membantah tuduhan tersebut dan berpendapat bahwa XRP adalah aset digital yang tidak tunduk pada aturan sekuritas. Persidangan mash berlangsung, tetapi Ripple telah memperoleh beberapa kemenangan penting yang menguatkan posisinya.
Misalnya, pada Juli lalu, hakim memutuskan bahwa penjualan terprogram XRP dan distribusi lainnya oleh Ripple bukan merupakan penawaran dan penjualan kontrak investasi. Keputusan ini membuat harga XRP menyentuh level 0,7938 dolar AS (Rp12.287) saat itu.
Selain itu, Ripple juga terus menjalin kemitraan dengan klien-klien utama yang tertarik menggunakan teknologi blockchain perusahaan ini untuk berbagai keperluan. Pada awal November, harga XRP meroket 10% setelah Ripple mengumumkan beberapa kemitraan baru. Salah satunya adalah dengan Dubai Financial Services Authority (DFSA), yang menambahkan XRP ke daftar aset yang disetujui untuk Dubai International Financial Center.
Daftar tersebut sebelumnya sudah mencakup Litecoin (LTC), Ether (ETH), dan Bitcoin (BTC). Ripple juga menjalin kemitraan resmi dengan National Bank of Georgia (NBG), yang akan menggunakn teknologi dan keahlian Ripple untuk mengembangkan proyek uji coba mata uang digital bank sentral (CBDC) milik NBG. Proyek tersebut bertujuan untuk menciptakan Digital Lari (GEL), mata uang digital nasional Georgia. Kemitraan-kemitraan ini, serta yang lainnya yang mungkin dicapai oleh Ripple, memberikan dukungan bagi prospek XRP.
Baca juga:
Sentimen positif ini mungkin memicu akumulasi XRP seiring berlangsungnya persidangan antara Ripple dan SEC. Sebagai contoh, baru-baru ini, seorang pemilik dompet anonim mentransfer 24,2 juta XRP, senilai sekitar 14 juta dolar AS (Rp 216,8 miliar), dari dompet yang tidak diketahui ke bursa Bitstamp. Yang menarik, biaya transaksi untuk transfer tersebut hanya 0,000015 XRP.
Prediksi Harga XRP
Salah satu analis kripto, Egrag Crypto, memprediksi bahwa XRP bisa mencapai level 27 dolar AS (Rp 417.968). Dalam cuitannya di Twitter, analis tersebut memperkirakan bahwa target berikutnya untuk XRP adalah 1,3 dolar AS (Rp 20.129), $3 (Rp 46.452), $5,8 (Rp 89.807), dan 27 dolar AS . Analis tersebut menyebut bahwa level 3 dan 5,8 dolar AS adalah "titik kritis," dan menambahkan bahwa XRP berpotensi menembus level 6 dolar AS (Rp 92.904) dan 7 dolar AS (Rp 108.388) per koin.
Selain itu, ada pula hasil dari rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga. Meskipun sebagian besar pihak meyakini bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga, tidak ada yang pasti hingga rapat berlangsung. Keputusan FOMC untuk menaikkan suku bunga pada rapat 13 Desember dapat berdampak signifikan terhadap reli kripto yang sedang berlangsung dan kemungkinan mengakhiri periode tersebut.