Sebelumnya Andre Onana, Kini Anthony Martial Jadi Problem MU
JAKARTA - Problem tak kunjung berakhir bagi Manchester United. Setelah kiper Andre Onana, berikutnya striker Anthony Martial yang disebut legenda MU Paul Scholes sebagai pemain yang malas saat menyerah 1-0 di laga melawan Newcastle United di Stadion St James' Park, Minggu, 3 Desember dini hari WIB.
Selalu ada pemain bermasalah yang menjadikan MU kehilangan poin dan bahkan menelan kekalahan. Saat melawan Galatasaray di Liga Champions, MU yang sudah unggul 3-1 akhirnya bermain imbang 3-3.
Gara-garanya dua blunder Onana yang menggagalkan kemenangan The Red Devils. Hasil itu menyulitkan langkah Scott McTominay dkk ke 16 besar di kompetisi Eropa.
Meski demikian, manajer Erik ten Hag tetap membela Onana. Bahkan Ten Hag menyebut kiper timnas Kamerun ini merupakan kiper terbaik kedua di Premier League Inggris.
Ini yang menjadikan sang manajer tetap menaruh kepercayaan kepada Onana saat mgenghadapi Newcastle di kompetisi domestik. Kali ini, penampilan Onana memang tak mengecewakan.
Namun lini depan yang kemudian jadi masalah. Martial masih tak bisa menunjukkan ketajaman. Begitu pula Marcus Rashford yang tak kunjung mengakhiri kemandulan.
Saat Ten Hag memasukkan Rasmus Hojlund dan Antony untuk menggantikan Martial dan Rashford, serangan MU menjadi lebih hidup.
Hanya saja Hojlund masih gagal memenuhi ekspetasi. Dirinya pun belum pernah sekalipun mencetak gol di Premier League.
Scholes menuding Martial dan Rashford sebagai pemain yang malas. Begitu pula kapten Bruno Fernandes yang tak menunjukkan performa maksimal.
"Sampah semua. Mereka memainkan sepak bola yang buruk sejak menit pertama," katanya memberi kritikan tajam.
"Terlalu banyak pemain yang malas di tim ini. Anda tidak akan bisa meraih kemenangan dengan tim seperti itu," ujar Scholes.
Sementara, Ten Hag kembali membela pemainnya. Menurut dia kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada Martial seorang, tetapi tim secara keseluruhan.
"Ini tidak tentang Anthony Martial. Ini tentang tim. Saya sudah berusaha meningkatkan energi tim dan mencoba melihat reaksi tim dalam situasi seperti ini. Anda bisa melihat kami memasuki periode yang berat. Hal yang wajar bila Anda sedikit agresif saat menghadapi situasi ini," kata Ten Hag.
Kekalahan dari The Magpies membuktikan MU belum keluar dari krisis. Musim lalu, mereka memang memenangi Carabao Cup, mencapai final Piala FA dan menduduki peringkat empat klasemen Premier League sehingga bisa berkompetisi di Liga Champions.
Baca juga:
- Taklukan Wakil Jepang, Dejan/Gloria Juara Syed Modi India International 2023
- Gagal Rebut Status Juara di Piala Dunia U-17 2023, Pelatih Timnas Prancis U-17 Akui Timnya Kurang Beruntung
- AC Milan Menang untuk Jaga Persaingan dengan Juventus dan Inter Milan
- Final FIFA U-17 World Cup 2023: Jerman U-17 Juara!
Namun musim ini, The Red Devils sudah tersingkir di Carabao Cup. Ironisnya, Newcastle yang menyingkirkan MU.
Sedangkan di Liga Champions, MU terancam gagal lolos karena menduduki dasar klasemen setelah gagal menang saat melawan Galatasaray.
MU juga belum bisa menunjukkan sebagai tim kuat. Setiap kali bertemu tim papan atas atau anggota 'big six', MU selalu menelan kekalahan.
Ini yang menjadikan mereka sulit masuk zona Liga Champions dan masih berkutat di papan tengah.