BRI Terus Berkomitmen Bagikan Dividen Minimal 70 Persen dari Laba Bersih

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus berkomitmen secara konsisten hingga lima tahun ke depan akan membagikan dividen dari total perolehan laba bersih di tahun buku 2023 kepada para pemegang saham.

Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRI saat ini di level 27,47 persen per September 2023 dan untuk menjaga keselamatan bank ini hanya perlu CAR 17,2 persen. Sehingga, terdapat kelebihan modal sekitar 10 persen.

Oleh karena itu, Sunarso menyampaikan untuk menghadapi tantangan tebalnya permodalan yang dimilikinya adalah terus menumbuhkan kinerjanya untuk mengoptimalkan modal.

"Dengan kekuatan CAR ini, kalau dibandingkan hanya membutuhkan 17,5 persen, artinya sampai 5 tahun ke depan berapa pun laba BRI memang harus dibagi dividen. Karena modal sangat kuat, ini upaya yang utama me-leverage menjaga pertumbuhan sustain," ucap Sunarso dalam Public Expose Live 2023, Kamis, 30 November.

Menurut Sunarso pada tahun lalu, BBRI membukukan laba bersih sebesar Rp51,4 triliun dan menjadi laba terbesar di industri perbankan Indonesia.

"Laba tinggi itu tidak perlukan untuk memperkuat modal, jadi kami bagi 85 persen dividen dari laba, kami bagi dividen Rp 43 triliun," jelasnya.

Sunarso menyampaikan karena BBRI adalah bank pelat merah, maka dividen yang dibagikan kepada negara yang masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp23 triliun. Selanjutnya, masuk ke pajak negara sebesar Rp12 triliun, sehingga setoran ke negara mencapai Rp35 triliun.

Sementara, untuk pemegang saham publik menerima dividen senilai Rp20 triliun dari laba tahun buku 2022.

Sunarso menyampaikan perseroan akan terus konsisten akan membagikan dividen kepada pemegang saham, lantaran modal yang dimiliki masih sangat tebal. Sebab, BRI tidak memerlukan laba ditahan karena akan semakin mempertebal modalnya.

"Kami berusaha berapa pun labanya, minimal kami bagi 70 persen. Mudah-mudahan dapat persetujuan semua pihak. Karena kalau dividen kami cuma bagi 50 persen dari laba, ya modal kami semakin gede, mau ga mau kita harus lakukan pertumbuhan inorganic," ujarnya.

Menurut Sunarso pihaknya terus berkomitmen untuk membagikan dividend payout ratio untuk tahun buku 2023 dan 2024 minimal 70 persen dari laba yang dikantongi dan minimal laba BRI sebesar Rp55 triliun serta dapat mengoptimalkan lewat pertumbuhan.

"Kami bagi dividen supaya benar-benar kami bisa optimalkan lewat pertumbuhan, yang kami peroleh dikembalikan lagi ke pemegang saham," jelasnya.

Sunarso mengungkapkan bahwa pihaknya berusaha untuk memberikan dividen interim kepada pemegang saham. Sehingga dapat melakukan dua kali pembayaran dividen dalam setahun.

"Apabila disetujui kami sangat senang untuk melaksanakannya. Mudah-mudahan bagi dividen itu dua kali, jadi sambil nunggu RUPS ada interim, kami lagi menunggu persetujuan untuk dividen interim," ujarnya.