JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memaparkan strategi dan kinerja keuangan Oktober 2023 pada Public Expose Live 2023 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pada kesempatan tersebut, hadir memberikan paparan Ida Bagus Ketut Subagia selaku Direktur Utama, Dedy Hendrianto selaku Direktur Retail Agri & Pendanaan, Bhimo W. Hantoro selaku Direktur Digital dan Operasional, Danar Widyantoro selaku Direktur Enterprise Risk Management, Compliance & Human Resources serta Rustarti Suri Pertiwi selaku Direktur Keuangan.
Sepanjang 2023, Bank Raya telah melakukan inisiasi bisnis dan inovasi untuk menopang bisnis digital berkelanjutan. Pada semester I 2023, Bank Raya terus mengoptimalkan potensi sinergi dengan ekosistem BRI dimulai dari pemanfaatan channel BRI seperti Tarik dan Setor Tunai di ATM BRI dan Agen BRILink. Bahkan Bank Raya semakin memperluas cakupan layanan diantaranya melalui kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan maupun dengan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) untuk melayani UMKM.
Selain itu, pada semester II 2023 untuk semakin memperluas jangkauan Bank Raya kepada masyarakat, maka dibuka Community Branch di Denpasar, Palembang, dan Yogyakarta. Bank Raya juga semakin mempermudah pelaku usaha dan komunitas untuk mengelola bisnisnya dengan diluncurkannya Saku Bisnis yang terintegrasi pada Aplikasi Bank Raya. Dengan semakin lengkapnya layanan Bank Raya, maka untuk memperkuat positioning sebagai bank digital yang merupakan bagian dari BRI Group, Perseroan meresmikan logo baru pada November 2023.
Dalam Public Expose Live 2023 ini, Direksi Perseroan menjabarkan strategi utama pengembangan bisnis untuk mendukung langkah perseroan menuju pertumbuhan bisnis berkelanjutan, serta menyampaikan kinerja keuangan dan pertumbuhan bisnis digital sepanjang tahun 2023.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, [ertumbuhan bisnis digital di tahun 2023 ini tentunya didukung oleh komitmen dan strategi Bank Raya untuk memperluas pasar potensial dengan menjadi partner bertumbuh untuk pelaku usaha dan kawan finansial untuk komunitas melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan nasabah secara komprehensif.
"Serta, sinergi kami di dalam ekosistem BRI Group yang semakin kuat juga menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi di industri bank digital. Bank Raya akan terus beradaptasi dan berinovasi secara taktis untuk mendorong pertumbuhan dan strategi bisnis jangka panjang perseroan," ujarnya, Rabu 29 November.
Inovasi Produk Digital
Untuk mencapai pertumbuhan bisnis jangka panjang, Perseroan berfokus pada 5 strategi utama pengembangan bisnis digital yaitu, (1) Kekuatan Bank Raya sebagai bank digital dengan jaringan Online to Offline (O2O) terluas di seluruh Indonesia, (2) Inovasi berkelanjutan dan produk digital Bank Raya komprehensif (cross segment digital product) yang memungkinkan Bank Raya untuk scale up bisnis dengan cara partnership dan akuisisi end user melalui ekosistem BRI maupun ekosistem digital lainnya.
Kemudian, (3) Optimalisasi produk dan ekosistem yang ada melalui ekspansi pada bisnis keagenan BRI Group dan bisnis keagenan lainnya, pelaku usaha mikro, dan pekerja mikro lainnya, serta eksplorasi untuk perluasan pasar potensial bisnis digital, (4) Sinergi BRI Grup sebagai Digital Attacker untuk melayani pasar UMKM melalui produk dan jasa perbankan digital yang smaller, shorter, faster dan mudah diakses nasabah, (5) Komitmen untuk perbaikan business enabler secara berkesinambungan dalam teknologi, sumber daya manusia, dan manajemen risiko untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang solid dan mendorong kepuasan pelanggan.
"Sebagai bank digital, mendukung percepatan inklusi keuangan di Indonesia adalah bagian dari aspirasi kami. Jaringan O2O dengan lebih dari 750 ribu akses poin yang tersebar di seluruh Indonesia, serta kekuatan sinergi di dalam ekosistem BRI Group yang didukung oleh produk digital Bank Raya yang praktis dan komprehensif, memungkinkan kami untuk mendorong penetrasi inklusi keuangan digital secara meluas di Indonesia," Tegas Bagus.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan nilai transaksi digital saving yang mencapai 163 persen (yoy) sehingga pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp2,3 triliun. Peningkatan juga terjadi di total transaksi Aplikasi Raya sebesar 192 persen (yoy) sehingga pada Oktober 2023 tercatat sebesar 1,4 juta transaksi. Saat ini, user digital saving Bank Raya tercatat sebesar 784 ribu dengan rata-rata saldo sebesar Rp1,3 juta.
Sementara itu dari sisi digital lending, Bank Raya telah memiliki produk digital yang beragam yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Produk pinjaman digital yang penyalurannya dilakukan secara end-to-end kepada end user yaitu Pinang Flexi dan Pinang Dana Talangan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Pinang Flexi yang ditujukan untuk nasabah payroll BRI Group tumbuh sebesar 151,3 persen (yoy) sementara Pinang Dana Talangan yang memberikan kemudahan bagi agen BRILink BRI tumbuh sebesar 47,2 persen (yoy). Untuk produk yang penyalurannya digitize melalui platform customer relationship management yaitu Pinang Maksima dan Pinang Performa, sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan Pinang Maksima sebesar 161,3 persen (yoy) sementara Pinang Performa tumbuh sebesar 133,4 persen (yoy).
Untuk mendukung komitmen peningkatan kepuasan nasabah, Bank Raya juga terus melakukan perbaikan business enabler, dengan memperkuat aspek teknologi, human capital dan manajemen risiko. Digital capability Bank Raya terus ditingkatkan secara berkesinambungan melalui big data technology, layanan berbasis IT yang handal serta Contact Center Sapa Raya dengan response time yang berkualitas.
Transformasi culture & people terus dilakukan oleh Bank Raya dengan talenta terbaik yang memiliki digital mindset dan capability. Untuk penguatan manajemen risiko secara berkelanjutan, Bank Raya mengembangkan automated machine learning credit scoring dalam rangka menjaga kualitas kredit serta pemanfaatan teknologi artificial intelligence untuk pengembangan Fraud Detection System (FDS).