Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengungkapkan BRI akan terus membagikan dividen dengan payout ratio di atas 70 persen.

"3 sampai 4 tahun ke depan berapa pun laba BRI layak dibagikan dalam bentuk dividen. Artinya manajemen berkomitmen walaupun dapat laba berapapun minimal 70 persen bisa kita bagikan dalam bentuk dividen," ujar Sunarso yang dikutip Selasa 14 Maret.

Ia menjelaskan, besaran pembagian dividen didasarkan pada besaran modal BRI. Asal tahu saja, per Desember 2022, capital adequacy ratio (CAR) BRI mencapai 25.1 persen.

"Dengan demikian tantangan BRI adalah melaverage tantangan kapital yang tinggi melalui tumbuh tumbuh dan tumbuh," lanjut Sunarso.

Lebih jauh ia menjelaskan jika pada saat pembentukan holding ultra mikro BRI melakukan right issue yang meerupakan aksi korporasi terbesar di Asia Tenggara dengan nilai right issue sebesar Rp96 triliun. Modal tersebut diginakan untuk meningkatkan capital ke Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

"Sisanya ada cash modal Rp41 triliun. Artinya apa? Dengan begitu modal BRI sangat kuat dan sampai desember kemarin CAR BRI 25.1 persen, pungkas Sunarso.

Asal tahu saja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI memutuskan untukmembagikan dividen sebesar 85 persen atau Rp43,49 triliun dari laba bersih tahun 2022 kepada pemegang saham.

"Dividen tunai yang dibagikan ini sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada tanggal 27 Januari 2023 sejumlah Rp8,60 triliun, sehingga sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham BBRI sekurang-kurangnya sebesar Rp34,89 triliun," ujar Sunarso dalam konferensi pers, Senin 13 Maret.

Ia menambahkan, sisanya sebesar 15 persen senilai Rp7,67 triliun akan digunakan sebagai laba ditahan.

Untuk dividen yang menjadi bagian negara Republik Indonesia atas kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19 persen saham atau sekurang-kurangnya sebesar Rp23,15 triliun akan disetorkan kepada Rekening Kas Umum Negara.