Hamas Ingin Gencatan Senjata Diperpanjang, Presiden Biden: Itulah Tujuan Kami
JAKARTA - Kelompok militan Hamas ingin memperpanjang kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, usai tiga gelombang pembebasan sandera dan tahanan dalam kesepakatan dengan Israel, langkah yang juga diinginkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sebanyak 39 tahanan Palestina yang berasal dari tujuh penjara Israel dibebaskan pada Hari Minggu, sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan 17 sandera oleh militan Hamas di Gaza, yang dilakukan saat kedua belah pihak melakukan gencatan senjata yang disepakati sejak Jumat pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu malam, Hamas mengatakan mereka ingin "memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah mereka yang dibebaskan dari penjara, sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan," melansir CNN 27 November.
Sebelumnya, Qatar yang memainkan perang penting dalam memediasi perjanjian tersebut mengatakan, pihaknya juga berharap untuk memperpanjang gencatan senjata, yang mencakup ketentuan perpanjangan satu hari tambahan untuk setiap sepuluh sandera yang siap dibebaskan Hamas.
"Apa yang kami harapkan adalah momentum yang dihasilkan dari pembebasan tersebut dan dari perjanjian empat hari ini akan memungkinkan kami untuk memperpanjang gencatan senjata lebih dari empat hari ini, dan oleh karena itu melakukan diskusi yang lebih serius mengenai para sandera lainnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari Hari Sabtu.
Sementara itu, Kabinet Perang Israel membahas kemungkinan perpanjangan gencatan senjata sementara dengan Hamas, ketika mereka bertemu pada Minggu malam.
Sumber tersebut, mengatakan syarat perpanjangan tidak berubah dari perjanjian awal, yang berarti Hamas perlu membebaskan 10 sandera tambahan untuk setiap tambahan hari jeda pertempuran.
Terpisah, Presiden Biden dalam komentarnya di Gedung Putih mengatakan, tujuan pemerintahannya adalah memperpanjang memperpanjang jeda pertempuran di Gaza, guna menjamin pembebasan sandera dengan aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil di daerah kantong tersebut.
Presiden Biden mengatakan dia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap berhubungan secara pribadi untuk memastikan perjanjian ini dilaksanakan sepenuhnya dan juga berupaya untuk memperpanjang perjanjian tersebut.
Baca juga:
- Badan PBB Sebut Gaza Butuh 200 Truk Bantuan Setiap Hari, Otoritas Israel Salahkan Pos Pemeriksaan Hamas
- Rusia Klaim Sukses Jatuhkan 24 Drone dan 2 Rudal Ukraina di Moskow hingga Laut Azov
- Sebut Serangan 7 Oktober Sebagai Perang Defensif, Pejabat Senior Fatah: Hamas Bagian dari Struktur Politik dan Sosial Kami
- Jam Tangan Patek Philippe Langka Milik Andy Warhol Dilelang di Christie's Bulan Depan, Diprediksi Laku hingga Rp9,3 M
"Selama berminggu-minggu saya telah menganjurkan jeda dalam perjanjian tersebut, berjuang untuk dua tujuan: meningkatkan bantuan yang masuk ke warga sipil Gaza yang membutuhkan bantuan, dan untuk memfasilitasi pembebasan sandera," kata Presiden Biden.
Ditambahkannya, kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas "distrukturkan sedemikian rupa, sehingga dapat diperluas untuk terus mengembangkan hasil-hasil ini."
"Itulah tujuan kami, menjaga jeda ini lebih lama lagi," tandas Presiden Biden.