JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya terbuka untuk memperpanjang gencatan senjata, tapi akan melanjutkan perang dengan kekuatan penuh setelahnya, seiring pembicaraannya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Mengutip The Times of Israel 27 November, Gedung Putih mengatakan Presiden Biden dan PM Netanyahu membahas perlunya menggunakan gencatan senjata kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, untuk "meningkatkan" bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut.
Israel telah setuju untuk mengizinkan masuknya setidaknya 200 truk bantuan setiap hari selama empat hari gencatan senjata, selain bahan bakar, juga memastikan bantuan mencapai Gaza utara, wilayah yang paling terdampak dari pertempuran Hamas dengan militer Israel.
PM Netanyahu juga berterima kasih kepada Presiden Biden, atas upayanya menjadi perantara dan melaksanakan kesepakatan penyanderaan yang sedang berlangsung dalam percakapan telepon, menurut pernyataan Gedung Putih.
"Kedua pemimpin sepakat upaya tersebut belum selesai dan mereka akan terus berupaya untuk menjamin pembebasan semua sandera," tambah pernyataan tersebut, seraya mencatat kedua pemimpin setuju untuk tetap melakukan kontak dekat selama beberapa hari mendatang.
Presiden Biden mengatakan, kesepakatan Hamas-Israel "distrukturkan sedemikian rupa, sehingga dapat diperluas untuk terus mengembangkan hasil-hasil ini."
"Itulah tujuan kami, menjaga jeda ini lebih lama lagi," ujar Presiden Biden, dikutip dari CNN.
Terkait itu, PM Netanyahu mengatakan, dia terbuka untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini, tetapi setelah prosesnya selesai, operasi darat IDF akan kembali dengan kekuatan penuh.
"Kami membawa pulang sekelompok sandera lainnya, anak-anak dan wanita, dan saya sangat terharu, seluruh bangsa, ketika kami melihat keluarga-keluarga bersatu kembali," katanya dalam sebuah pernyataan video.
BACA JUGA:
PM Israel menekankan, gencatan senjata empat hari yang ada saat ini dapat diperpanjang untuk memungkinkan lebih banyak sandera dibebaskan "untuk 10 sandera lagi setiap hari."
PM Netanyahu juga mengatakan kepada Presiden Biden, "di akhir perjanjian, kami mengembalikan kekuatan penuh untuk melaksanakan tujuan kami, menghancurkan Hamas, memastikan Gaza tidak akan kembali seperti semula dan tentu saja membebaskan semua sandera kami."
"Saya yakin kami akan berhasil dalam misi ini, karena kami tidak punya pilihan lain," tandasnya.