Rusia Klaim Sukses Jatuhkan 24 Drone dan 2 Rudal Ukraina di Moskow hingga Laut Azov
Ilustrasi sistem pertahanan udara di wilayah Moskow, Rusia. (Wikimedia Commons/mil.ru/Konstantin Morozov)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi, sistem pertahanan udara negara itu sukses menjatuhkan drone hingga rudal yang ditembakan Ukraina ke sejumlah wilayahnya, termasuk ibu kota Moskow.

Jumlah drone yang berhasil dijatuhkan terus bertambah, dengan terbaru otoritas Rusia mengatakan empat drone berhasil dijatuhkan di wilayah Bryansk, Smolensk dan Tula, menjadikan total drone yang berhasil dijatuhkan hingga Hari Minggu sebanyak 24 unit.

"Pada tanggal 26 November, sekitar pukul 09:30 waktu, upaya rezim Kyiv untuk melakukan serangan dengan pesawat UAV jenis pesawat sayap tetap terhadap fasilitas di wilayah Federasi Rusia dapat dicegah. Aset pertahanan udara yang bertugas menghancurkan empat kendaraan udara tak berawak Ukraina di wilayah Wilayah Bryansk, Smlensk dan Tula," kata Kementerian Pertahanan, melansir TASS 26 November.

Sebelumnya, pihak kementerian menginformasikan keberhasilan penghancuran sebelas dan kemudian sembilan drone Ukraina di wilayah ibu kota Moskow, Tula, Kaluga dan Bryansk.

"Serangan pesawat tak berawak massal dilakukan dalam semalam," kata Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin, seraya menambahkan pesawat tak berawak Ukraina ditembak jatuh di beberapa wilayah di wilayah Moskow, dikutip dari Reuters.

Selain drone, pihak kementerian mengatakan pertahanan udara Rusia menembak jatuh dua rudal permukaan-ke-udara S-200 Ukraina yang telah disesuaikan untuk mencapai sasaran darat. Rudal-rudal itu ditembak jatuh di atas Laut Azov.

Mengutip CNN, serangan tersebut terjadi setelah serangan pesawat tak berawak terbesar Rusia terhadap ibu kota Ukraina, Kyiv, sejak dimulainya invasi besar-besaran, menurut pejabat setempat.

Sebuah unggahan Telegram dari Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya telah mencegat 71 drone Shahed di enam wilayah Ukraina, dengan sebagian besar berada di wilayah Kyiv. Mereka menggambarkan serangan itu sebagai "jumlah rekor" serangan drone.