Penetrasi Internet di Indonesia Meningkat Tapi Lambat, Kenapa?
JAKARTA - Jumlah penetrasi internet di Indonesia kini sudah mencapai 78,19 persen, atau sekitar 215 juta jiwa. Jumlah ini meningkat sebanyak 1,17 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 210 juta jiwa.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif Angga memprediksi bahwa tahun depan, akan terjadi peningkatan penetrasi internet sebanyak satu hingga dua persen saja.
“Sebenarnya dari tahun 2022-2023 itu cuma naik sekitar satu koma sekian persen, cuma 5 juta jiwa. Mungkin 2024 juga enggak terlalu signifikan ya satu sampai dua persen saja diperkirakan,” kata Arif usai acara seremoni Topping Off BDDC JST1 belum lama ini.
Meskipun jumlahnya terus meningkat, namun peningkatan ini bisa dibilang cukup lambat. Berkomentar tentang hal tersebut, Arif mengatakan bahwa peningkatan penetrasi internet sebelumnya sudah meningkat pesat saat pandemi.
“Sebenarnya karena sudah diborong waktu pandemi. Saat pandemi itu peningkatan dari 178 juta jiwa langsung 210 juta jiwa, 40 sampai 50 juta jiwa peningkatan,” jelas Arif lebih lanjut.
Baca juga:
- Dorong Ekosistem Digital, BDDC Gelar Topping Off JST Site Pusat Data Tier IV di Jakarta
- Menkominfo Dorong Intensif 5G, Ketum APJII: Saat Ini 4G Masih Cukup
- Lenovo Gugat ASUS ke Komisi Perdagangan AS Atas Pelanggaran Paten
- UE Setujui Rancangan Aturan untuk Identifikasi dan Hapus Pornografi Anak dalam Layanan Online
Arif juga mengatakan bahwa alasan lain itu adalah belum meratanya infrastruktur internet di seluruh Indonesia. Sehingga, hal itulah yang menyebabkan sedikitnya peningkatan penetrasi internet.
“Tapi setelah pandemi ini naiknya dikit-dikit nih karena infrastrukturnya kan juga belum rapi semua jadi masih progres,” tutur Ketum APJII itu.
Meski demikian, Arif tetap optimis bahwa di tahun 2024 nanti akan terjadi peningkatan penetrasi internet hingga lima hingga tujuh juta jiwa.