Minta Para Sandera Kelompok Hamas Bertahan, Presiden Biden: Kami akan Datang
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Hari Selasa, ia terlibat dalam diskusi harian untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok militan Hamas.
"Bertahanlah, kami akan datang," jelas Presiden Biden, melansir Reuters 15 November.
Presiden Biden mengatakan, dia berbicara setiap hari dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi mengenai kemungkinan pembebasan sandera, tetapi tidak ingin memberikan rinciannya.
Usai pernyataan Presiden Biden, Gedung Putih mengatakan penasihat utama presiden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, sedang menuju ke Timur Tengah untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat di Israel, Tepi Barat, Qatar, Arab Saudi dan negara-negara lain.
"Di Israel, ia akan membahas kebutuhan keamanan Israel, pentingnya melindungi warga sipil dalam operasi militer, serta upaya berkelanjutan untuk menjamin pembebasan sandera, dan kebutuhan untuk mengendalikan pemukim ekstremis yang melakukan kekerasan di Tepi Barat," jelas Gedung Putih..
Sebelumnya, dalam pernyataan Gedung Putih pada Hari Minggu, Presiden Biden "dengan tegas" mengutuk penyanderaan oleh Hamas, termasuk banyaknya anak kecil, salah satunya adalah warga negara Amerika berusia 3 tahun.
Terpisah, keluarga warga Israel yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza memulai long march selama lima hari sejak kemarin, dari Tel Aviv ke Yerusalem untuk menuntut pemerintah berbuat lebih banyak untuk menjamin pembebasan mereka.
Baca juga:
- Presiden Biden dan Presiden Jokowi Sepakati Kemitraan Strategis Komprehensif Amerika Serikat-Indonesia
- Enggan Tinggalkan Pasien, Dokter di RS Al-Shifa Gaza Tolak Perintah Evakuasi Israel
- Terima Presiden Jokowi, Joe Biden: Kedua Negara Bekerja Sama Perangi Krisis Iklim hingga Dukung Perdamaian Regional
- Temui Presiden Biden di Gedung Putih, Presiden Jokowi: Indonesia Imbau AS Berbuat Lebih Banyak untuk Hentikan Kekerasan di Gaza
Diketahui, serangan kelompok militan Hamas ke wilayah selatan Israel menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera.
Sementara, serangan dan blokade Israel terhadap Gaza sebagai balasan penyerangan, telah menewaskan lebih dari 11 ribu warga Palestina, di mana 40 persen di antaranya anak-anak menurut pejabat otoritas kesehatan di Gaza.