UE Desak YouTube dan TikTok untuk Rincikan Langkah Perlindungan Anak
JAKARTA – Kepala Industri Uni Eropa (UE) Thierry Breton mendesak YouTube dan TikTok untuk segera merilis informasi terkait cara mereka dalam melindungi anak-anak dari konten berbahaya.
Permintaan ini muncul pada Rabu, 8 November . Namun, Komisi Eropa baru menambahkan sehari setelahnya bahwa kedua perusahaan ini diberikan batas waktu hingga 30 November.
Dari laporan Reuters, Komisi Eropa ingin mengetahui berbagai langkah yang telah diambil oleh YouTube dan TikTok. Badan eksekutif ini akan melihat apakah kedua perusahaan telah serius dalam melindungi anak-anak di platform mereka.
Sesuai dengan Undang-Undang Layanan Digital (DSA) yang telah diberlakukan sejak Agustus lalu, seluruh media sosial perlu menjaga keamanan aplikasi mereka dari konten ilegal dan berbahaya. Oleh karena itu, YouTube dan TikTok diminta untuk segera merincikan tindakan mereka.
Baca juga:
- Para Ahli Ingatkan AI Generatif dan Deepfake Mengancam Demokrasi dan Eksistensi Manusia
- Dana Kekayaan Norwegia Gunakan Kecerdasan Buatan dalam Pengelolaan Investasinya
- Steve Wozniak, Pendiri Apple Terkena Stroke, Dirawat di Rumah Sakit Mexico City
- Regulator Komunikasi Inggris Desak Perlindungan Anak dari Ancaman Daring dan Bunuh Diri
Sebelumnya, TikTok sudah pernah berhadapan dengan pihak Komisi Eropa. Dalam pertemuan yang digelar pada 7 November lalu, Kepala Eksekutif TikTok, Shou Chew bertemu dengan Wakil Presiden Komisi Eropa, Vera Jourova.
Hampir sama dengan permintaan Breton kali ini, TikTok juga diminta merincikan cara mereka dalam mengatasi masalah disinformasi serta penyebaran konten ilegal dan kekerasan di platform mereka.
Komisi Eropa menyambut baik upaya TikTok, tetapi platform video itu didesak untuk lebih meningkatkan upayanya. Pasalnya, disinformasi di TikTok terus meningkat meski perusahaan itu sudah berusaha mengatasinya.