Bagikan:

JAKARTA -CEO Dana Kekayaan Norwegia, Nicolai Tangen, yang mengelola dana sebesar  1,4 triliun dolar AS (Rp21,8 kuadraliun) mengungkapkan bahwa dana tersebut dikelola menggunakan kecerdasan buatan (AI). Ini dilakukan untuk membantu mengelola investasinya, seperti ditungkan  dalam wawancara di Konferensi Reuters NEXT di New York.

Dana ini menginvestasikan pendapatan negara Norwegia dari produksi minyak dan gas dalam saham, obligasi, properti, dan proyek energi terbarukan di luar negeri.

Dana ini adalah dana kekayaan negara terbesar di dunia, dengan kepemilikan saham di lebih dari 9.200 perusahaan di seluruh dunia dan memiliki 1,5% dari semua saham yang terdaftar.

"Kami sekarang menggunakan AI dalam cara kami mengalokasikan modal," kata Tangen, dikutip VOI dari Reuters. "Kami menggunakannya untuk mengurangi perdagangan yang kami lakukan, karena kami adalah dana yang mengikuti indeks, dan terkadang kami harus melakukan penyesuaian dalam portofolio, dan model-model semacam ini dapat membantu kami berdagang lebih sedikit."

Tangen mengatakan bahwa ia telah menetapkan target internal bagi dana tersebut untuk meningkatkan produktivitas sebesar 10% dalam 12 bulan ke depan dengan menggunakan AI, dan baru-baru ini telah mendiskusikannya dengan Sam Altman, CEO perusahaan kecerdasan buatan OpenAI.

"Saya bertanya kepada Altman: 'Saya pikir kita bisa meningkatkan produktivitas kami sebesar 10% dalam 12 bulan ke depan... apa pendapat Anda?'" kata Tangen, menambahkan bahwa ia telah mengambil angka 10% tersebut "dari atas angin".

Ia mengatakan bahwa Altman memberitahunya: "Saya pikir Anda bisa mencapai 20%."

Dana ini juga mendorong 9.200 perusahaan di mana mereka berinvestasi untuk berinteraksi dengan AI, namun tetap bertanggung jawab, dengan mengumumkan serangkaian harapan terkait masalah tersebut pada bulan Agustus.