Parlemen Turki Larang Produk yang Diduga Mendukung Israel di Restoran hingga Kafetaria
JAKARTA - Parlemen Turki melarang produk-produk terkait perusahaan yang diduga mendukung Israel dari restorannya, di tengah konflik yang terus berkecamuk di Jalur Gaza, Palestina.
"Produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria dan kedai teh di parlemen," kata Majelis Agung Nasional (Parlemen) Turki, tanpa menyebutkan nama perusahaan atau produk dimaksud, dilansir dari Reuters 8 November.
Ditambahkan, Ketua Parlemen Numan Kurtulmus mengambil keputusan tersebut untuk "mendukung kepekaan masyarakat mengenai pemboikotan produk-produk perusahaan yang diduga secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap kejahatan perang (dan) pembunuhan orang-orang tak berdosa yang dilakukan Israel di Gaza".
Sebuah sumber di parlemen mengatakan, minuman Coca-Cola dan kopi instan Nestle adalah merek yang dihapus dari menu di parlemen, menambahkan keputusan tersebut dimaksudkan untuk menanggapi "kemarahan besar masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan ini" karena mendukung Israel.
Baik pernyataan parlemen maupun sumber tidak merinci bagaimana Coca-Cola dan Nestle mendukung upaya perang Israel.
Bulan lalu, Nestle mengatakan pihaknya menutup sementara salah satu pabrik produksinya di Israel, sebagai "tindakan pencegahan" dan menjadi raksasa produk konsumen pertama yang mengumumkan tanggapan terhadap perang tersebut.
Aktivis Turki dalam beberapa hari terakhir menyebut kedua perusahaan tersebut, dalam unggahan di media sosial yang menyerukan boikot terhadap barang-barang Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka pandang mendukung Israel.
Diketahui, langkah Parlemen Turki ini merupakan langkah pertama yang dilakukan pemerintah atau organisasi besar yang menargetkan merek-merek besar global, setelah perang selama sebulan antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Selama sebulan terakhir, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemerintahannya mengkritik tajam serangan Israel di Gaza dan dukungan Barat terhadap Yerusalem.
Hingga Selasa kemarin, jumlah korban tewas akibat serang udara Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 10.328 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dikutip dari Anadolu.
Baca juga:
- Rusia dan Iran Kompak Soroti Senjata Nuklir Israel, Singgung IAEA
- Raja Abdullah II Ingatkan Israel Tidak Perluas Perang di Gaza, PM Yordania: Semua Opsi Tersedia
- Sebut Israel punya Tanggung Jawab Keamanan di Gaza Usai Perang, PM Netanyahu: Tanpa Batas Waktu
- Pemimpin Chechnya Sebut Mantan Tentara Bayaran Wagner Berlatih dengan Pasukan Khusus Akhmat
Di antara korban tewas, terdapat 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita, kata juru bicara Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza Ashraf al-Qudra pada konferensi pers.
Sementara, lebih dari 25.956 orang lainnya juga terluka akibat serangan pasukan Israel di Gaza, tambahnya.
Selain itu, al-Qudra juga mendesak PBB dan Komite Palang Merah Internasional untuk melindungi fasilitas kesehatan dan ambulans dari serangan Israel.