Koneksi Internet dan Telepon Berangsur Pulih di Gaza Usai Pemadaman Listrik
JAKARTA - Layanan komunikasi perlahan-lahan kembali beroperasi di beberapa wilayah Gaza setelah terputus di seluruh wilayah kantong Palestina, menurut penyedia layanan lokal.
"Kami ingin mengumumkan kembalinya layanan komunikasi (telepon, seluler dan Internet) secara bertahap di berbagai wilayah Jalur Gaza, setelah terputus dari pihak Israel,” kata perusahaan telekomunikasi Palestina PalTel pada Hari Senin, dilansir dari CNN 7 November.
Operator telekomunikasi lainnya, termasuk JawwaL dan Ooredoo Palestine, mengunggah pembaruan serupa di Facebook.
Netblocks, perusahaan pemantau layanan Internet, mengonfirmasi dalam unggahan di platform X pada Hari Senin, akses internet telah kembali online.
"Metrik menunjukkan konektivitas internet sedang dipulihkan di Jalur Gaza setelah pemadaman telekomunikasi hampir total pada Hari Minggu, yang merupakan kejadian terpanjang kedua sejak dimulainya konflik dengan Israel saat ini. Layanan secara keseluruhan masih jauh di bawah tingkat sebelum perang," jelasnya.
Sebelumnya, komunikasi di Gaza telah terputus pada Hari Minggu untuk ketiga kalinya sejak 7 Oktober, dengan organisasi kemanusiaan mengatakan mereka tidak dapat menjangkau karyawan di wilayah tersebut.
Ketika ditanya oleh CNN untuk menanggapi pemadaman komunikasi sebelumnya, militer Israel mengatakan mereka tidak punya komentar untuk diberikan.
Akhir Oktober lalu, Amnesty International mengatakan organisasi-organisasi hak asasi manusia "semakin kesulitan mendokumentasikan pelanggaran karena intensitas serangan Israel dan pembatasan komunikasi."
Selain masyarakat dan badan kemanusiaan, jurnalis di Gaza juga terdampak dari hilangnya jaringan komunikasi di wilayah kantong Palestina tersebut.
Koresponden CNN di Gaza Hassan Elsayeh bersama sejumlah jurnalis lainnya, kesulitan untuk mengirimkan rekaman gambar yang mereka dapatkan, meski berada di lokasi yang tinggi dan dekat dengan menara seluler.
"Gaza tidak memiliki internet sejak kemarin. Kami berusaha semaksimal mungkin, namun dengan kesulitan yang besar dan tak terbayangkan untuk mengungkap apa yang terjadi di Gaza," ujarnya
Baca juga:
- Korban Tewas di Gaza Tembus 10.000 Jiwa, Kepala Badan PBB: Sudah 30 Hari, Cukup, Ini Harus Dihentikan
- Perbatasan Rafah Kembali Dibuka saat Jumlah Korban Tewas di Gaza Terus Bertambah
- Wamenlu RI: Bulan Sabit Merah hingga Pemerintah Mesir Apresiasi Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Gaza
- Warga Israel Salahkan Dirinya Atas Serangan Hamas, PM Netanyahu Bilang Tidak akan Ada Gencatan Senjata
Jurnalis lainnya, Motaz Azaiza, mengungkapkan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengunggah foto secara online.
"Alih-alih menghabiskan waktu satu menit untuk mengunggah foto secara online, saya membutuhkan waktu 10 menit," ungkapnya.
"Ada pertempuran dan ada penembakan. Kami tidak memakai helm,” tambah Azaiza.