Kebutuhan Baja Nasional Mencapai 100 Juta Ton pada 2045, Ini Tantangannya

JAKARTA - The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atau Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia memproyeksikan bahwa kebutuhan baja nasional mencapai 100 juta ton pada 2045 mendatang.

"Saat ini, perkembangan industri baja nasional diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. IISIA memproyeksikan bahwa kebutuhan baja nasional pada 2045 diperkirakan sebesar 100 juta ton dengan nilai investasi mencapai 100 miliar dolar AS," kata Ketua IISIA Purwono Widodo kepada wartawan di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 6 November.

Purwono mengatakan, hal tersebut merupakan potensi yang baik bagi industri baja, mengingat saat ini pemerintah sedang gencar melakukan proyek pembangunan nasional. "Yang mana baja merupakan salah satu material utamanya," ujarnya.

Meski begitu, industri baja nasional juga menghadapi tantangan, di antaranya tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional yang masih rendah.

"Tantangan lain yang perlu dihadapi adalah industri baja harus mampu menghasilkan produk baja rendah emisi karbon dalam upaya mengimplementasikan Green Industry menuju Net Zero Emission yang ditargetkan tercapai pada 2050," ucap Purwono.

Adapun, kata Purwono, jumlah konsumsi baja di Tanah Air telah mencapai 17,9 juta ton hingga Oktober 2023 ini.

"Kami hitung secara nasional, konsumsi baja itu di 17,9 juta ton pada 2023 atau meningkat sekitar 5 persen dari 2022 dan untuk produksinya di 14,4 juta ton untuk 2023," tuturnya.

Menurut dia, perlu kolaborasi antara pelaku industri, asosiasi, pemerintah, dan seluruh stakeholder untuk menggerakkan industri baja nasional. Sehingga, Indonesia bisa menekan impor baja ke depannya.

"Industri baja tidak bisa berdiri sendiri dan dukungan bukan hanya dari pemerintah. Kalau kami dukung semua, mau bangun, bikin perencanaan, ya, ke lokal," ungkapnya.