Eksklusif Sherina Munaf serta Garis Tipis Antara Musik dan Film
JAKARTA - Wajah Sherina Munaf kembali menghiasi layar lebar lewat film terbarunya, Petualangan Sherina 2. Film ini menandai 23 tahun sejak film pertamanya dirilis pada tahun 2000 sekaligus menjadi debut aktingnya dalam layar lebar.
Sebenarnya, Sherina tidak sepenuhnya mundur dari dunia hiburan, namun berbagai pilihan membuatnya lebih mempertimbangkan ulang tentang apa yang akan ia lakukan. Hal ini wajar terjadi mengingat Sherina melakukan semuanya sejak usia muda.
Sesuai namanya, Petualangan Sherina 2 masih berfokus dengan karakter Sherina yang kini bertumbuh sebagai wanita dewasa. Ia bekerja sebagai jurnalis dan merasakan realita bahwa keinginannya tidak selalu sejalan dengan apa yang ada di depan mata.
“Kali ini sudah bukan anak kecil, bukan anak umur 10 tahun. Aku gak tahu umurnya berapa, cuma udah 23 tahun kemudian dan kini dia telah tumbuh menjadi seorang jurnalis dan dia mempunyai aspirasi dan tetap seperti Sherina kecil,” kata Sherina Munaf berusaha mengeluarkan suaranya hari itu.
Sherina berusaha tetap menjawab pertanyaan di tengah kondisi suaranya yang nyaris habis. Kegiatan promosi Petualangan Sherina 2 serta mengurus musik dan sebagainya membuatnya harus menahan istirahat. Namun dari sana, kami melihat Sherina sangat antusias untuk turun tangan dalam setiap prosesnya.
“Sebenarnya ketika mulai ada diskusi soal pekerjaannya Sherina dan Sadam, kita mengeksplor beberapa macam pekerjaan. Aku ingat kita membuat pros and cons dan membuat alasan di balik itu kenapa pekerjaannya itu dipilih. Jadi masing-masing pitching dengan ide. Akhirnya kita settle dengan jurnalis karena kita rasa Sherina yang kecil yang aku describe mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar dan kita lihat di film yang pertama, berani sekali outspoken dan call out apa yang menurut dia tidak benar,” cerita Sherina.
“Profesi jurnalis bekerja di stasiun TV sebagai reporter yang bekerja di lapangan yang kadang-kadang membuat keputusan cepat tergantung sikon atau liputan yang sedang dibikin atau perubahan . It’s very dynamic job. Aku rasa itu sih yang tepat untuk (karakter) Sherina,” katanya lagi.
Tidak semua orang memiliki keberuntungan seperti Sherina. Pertama, ia menjadi pemeran utama dalam film pertamanya. Kedua, film pertamanya merupakan salah satu budaya populer Indonesia yang ikonik. Ketiga, ia dipercaya memerankan karakter yang sama 23 tahun kemudian. Keempat, ia berakting dengan orang-orang yang bertumbuh dengannya, salah satunya Derby Romero.
“Selama 23 tahun itu kita gak stop temenan. Jadi walaupun gak selalu bareng lokasinya, dia sempat tinggal di Singapura, aku sempat di Jepang, Australia, kita gak selalu hangout bareng tapi kita tetap keep in touch dan kalo bisa hangout ya hangout bareng,” kenang Sherina.
“Itu sih yang akhirnya juga membuat proses reading dan pendalaman karakter itu jadi lebih smooth. Karena kita gak perlu ice breaking, kita udah nyaman satu sama lain, gak ada jarak dan akhirnya yang kita perlu lakukan mempelajari karakternya dan membangun bersama chemistry sesuai backstory yang dipersiapkan untuk Sherina dan Sadam,” katanya.
Baca juga:
Derby Romero dan Sherina berkembang sebagai figur publik yang dikenal masyarakat. Derby yang kini juga menjadi sutradara dan mengelola rumah produksi memiliki jalan yang serupa dengan Sherina. Keduanya bahkan semakin erat kala menggarap Petualangan Sherina 2.
“Banyak momen di luar kerjaan yang menyenangkan, ngobrol passion satu sama lain. Ini bukan Sherina Derby 23 tahun lalu. Ini udah perjalanan kita masing-masing dan passion di industri yang sama. Lo nextnya mau ngerjain apa, gue ngerjain ini. Mungkin gak realistis, kayak yang penting ceritain dulu aja,” lanjut Sherina.
Tumbuh Bersama Petualangan Sherina
Keakraban Derby Romero dan Sherina terus ada lantaran mereka bertumbuh di dunia hiburan bersama-sama. Aktris kelahiran 11 Juni ini mengaku keduanya mengisi satu sama lain karena mereka sudah berkembang ldibanding ketika mereka syuting saat kecil. Mereka juga menganggap meski karakter dalam Petualangan Sherina 2 adalah karakter mereka, namun mereka juga perlu belajar.
“Mungkin bukan kerasa kayak kerja, karena ujung-ujungnya kita di sini untuk bermain jadi karakter cuma kita lebih mempunyai concious decision to do a good job. Kalau dulu, kita lakukan aja dan kita mempercayakan pada om Riri (Riri Riza) dan tante Mira (Mira Lesmana) dan orang-orang dewasa waktu itu untuk membuat decision,” katanya.
“Kali ini kita juga ingin membuat keputusan untuk diri kita sendiri dan membawa karakternya. Karena conciousness itu pada akhirnya membuat aku berpikir dan akhirnya ya ada validasi satu sama lain,” kata Sherina.
Seniman 33 tahun itu tidak hanya kembali dengan akting, tapi juga dengan musik. Setelah mengerjakan musik untuk film Earwig and the Witch, Sherina menjadi music director untuk musik film Petualangan Sherina 2. Kombo dobel ini yang membuat kemampuan Sherina memuaskan kesukaannya tersalurkan.
“Kalau di film, kita bernyanyi sebagai karakter, film musikal theater, kita membuat lagu untuk menghidupkan scenenya jadi ujungnya gimana ya. I don’t have to make that full decision tapi itu karakterku yang bernyanyi cuman gue lebih seneng mengeksplor menjadi karakter lain dan menyanyi sebagai karakter lain,” jelas Sherina.
Sherina terakhir kali merilis album solonya berjudul Tuna pada tahun 2013. Bisa dibilang, album ini menjadi karya terakhirnya sebelum ia kembali dengan film Petualangan Sherina 2. Ketika ditanyakan alasannya, istri Baskara Mahendra itu sempat membalas dengan jeda panjang. Ia tidak bisa memilih apakah menjadi musisi sepenuhnya atau pun aktris.
“Sejujurnya, aku sempat vakum di dunia musik dan aku gak tau apakah akan kembali ke seperti dulu atau enggak karena mungkin ini (Petualangan Sherina 2) barengan jadi aku gak tahu tepatnya akhirnya aku vakum, aku gak pernah purposely go vakum,” jelas Sherina perlahan-lahan.
“Aku jujur gak tahu harus milih yang mana sedangkan kita bermusik lewat sebuah cerita, cerita itu yang menentukan, bukan aku yang mengambil keputusan. Mau bikin album apa, genrenya apa? dan i have to stick with that genre dari dapur rekaman sampai promo, itu terus Itu menjadi bagian dari identitas gue, sementara identitasku ku suka nyobain ini itu,” lanjutnya lagi.
Setelah mengerjakan film Ghibli, Sherina justru semakin tertarik dengan pembuatan musik untuk film serta film scoring. Menurutnya, dia merasa lebih bebas dalam bercerita dengan rambu-rambu atau ide yang sudah dibagikan kepadanya.
“Membuat musik untuk cerita lain bukan kehidupan gue, ternyata menyenangkan. I also did di film ini. Walaupun kesannya ada rambu buat adegan ini tapi gue justru terbebaskan untuk bercerita dalam lingkup yang lebih luas yaitu bercerita untuk sebuah visual, sebuah cerita bukan untuk diriku sendiri tapi untuk sebuah ekosistem. Aku menemukan setelah vakum, ini yang aku suka,” tegas Sherina.
“Mungkin aku lebih senang kalau misalnya merepresent diriku sebagai karakter. Aku di tahap gak tahu mau ngomong apa soal diriku, gak keluar. Kayak gak tahu dan ketika aku diberikan cerita, ini lagunya nanti kira-kira dari detik ini siang ada interior, eksterior, ada perasaan itu langsung mengalir dengan deras gitu idenya,” katanya.
“I love supporting the story, dua duanya kerja keras sama sih. Aku gak menyepelekan lagu yang membuat untuk diri sendiri karena pasti memikirkan konsep dan lain-lain cuman ini senang ada ceritanya. Aku juga suka film. I love watching movies, aku senang ke festival film, aku suka banget story telling, aku suka proyek ke proyek lain dan kita gak stick satu cerita,” katanya lagi.
Film Petualangan Sherina 2 semakin memperjelas arah yang ia sukai. Melalui produksi ini, Sherina bisa mengungkap rasa cintanya terhadap alam lewat musik dan instrumennya. Ia tidak mau didefinisikan sebagai penyanyi atau aktris atau apa pun.
“Aku pun mengalami berbagai fase di hidupku. Aku kira aku ingin menjadi musisi pop terus menerus, tapi ternyata ada existential crisis juga dan akhirnya aku merasa belum tahu kalau di musik apa seperti ini jalannya. Menemukan film ini juga baru-baru ini walaupun 23 tahun lalu aku bikin Petualangan Sherina. I was lucky enough to be part of it tapi setelah itu gak pernah punya concious decision untuk “ok gw mau di film!” tutur Sherina.
“Baru sekarang, i love story telling dan story telling pun aku macam-macam platformnya bisa film, buku komik, animasi, series, anything that has to do with storytelling. Kesannya panjang tapi ada banyak proses discovery satu project ngerjainnya lama conrohnya Petualangan Sherina 2 ini kepotong pandemi,” jelas Sherina.
Jadi, kapan Sherina Munaf akan merealisasikan proyek solonya? Ia mengungkap akan melanjutkan sebuah film musikal, proyek yang awalnya ia ajukan untuk bekerja sama dengan Mira Lesmana dan Riri Riza.
“Aku ada keinginan untuk bikin sebuah film musikal yang memang itu awalnya sebelum Petualangan Sherina 2 sempat hampir jalan, itu dulu. Cuman kita semua berkeputusan Petualangan Sherina 2 yang harus diceritakan saat ini. Setelah ini, aku ingin kembali ke situ sudah ada lagu-lagunya, skripnya sedang digodok kita develop. Mudah-mudahan it can be my next project. Another musical film,” katanya tersenyum mengakhiri percakapan siang itu.