Fraksi PKB Pesimis Rencana Tiket MRT-LRTJ-Transjakarta Berbasis Akun Bisa Terwujud
JAKARTA - Pemprov DKI berencana mengubah sistem pembelian tiket MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta dari per kartu menjadi berbasis akun atau account based ticketing (ABT).
Namun, Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta hasbiallah Ilyas mengaku pesimis rencana ini bisa terlaksana. Menurut dia, Pemprov DKI belum memiliki konsep yang matang mengenai peralihan ini.
"Ini wacana dari tahun lalu, saya tidak optimis ini berjalan. menurut saya ini hanya akan menjadi wacana dan tidak akan berhasil mengurangi macet pun," kata Hasbi kepada wartawan, Minggu, 23 September.
Seharusnya, Pemprov DKI dalam hal ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta lebih dulu meningkatkan fasilitas dan kemudahan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
Seperti halnya park and ride atau kantong parkir dekat stasiun maupun halte, menurut Hasbi, perlu diperbanyak agar masyarakat bisa memarkirkan kendaraannya untuk kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum.
"Rencana ABT ini kan kerjaan semua, serta dadakan. Semua tanpa kajian yang matang. Nafsu semua ini. Nafsu tinggi tapi tidak punya kemampuan," urai Hasbi.
Hasbi menegaskan pihaknya akan menagih penjelasan lengkap dari Pemprov DKI terkait rencana tiket berbasis akun tersebut. Sebab, ia menduga hal ini merupakan cara Pemprov DKI untuk menaikkan tarif transportasi berdasarkan kajian profil penggunanya.
"Kita akan terima kalau tidak memberatkan masyarakat. Tapi kalau bebankan rakyat saya tolak, karena ini tujuannya kan untuk menaikan tarif dan masalah ketidakmampuan Pemprov mendapat pendapatan tinggi," cecarnya.
JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut pihaknya akan memulai uji coba penerapan pembelian tiket berbasis akun atau account based ticketing (ABT) pada MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta dalam waktu dekat.
Sistem ABT bakal diterapkan lewat aplikasi Jaklingko. Syafrin mengaku, fitur pembelian tiket berbasis akun ini telah dilakukan uji coba secara internal. Implementasinya sempat mengalami kendala, namun telah dilakukan perbaikan.
"Jadi pada minggu lalu, kami sudah melakukan uji coba. Memang kemarin pada saat kami melakukan uji coba bebrapa kendala teknis yg sifatnya minor dan sudah dilakukan improve oleh teman-teman Jaklingko Indonesia," kata Syafrin kepada wartawan, Jumat, 15 September.
Syafrin menguraikan sistem pembelian tiket berbasis akun ini bertujuan untuk mengetahui profil dan kebiasaan pengguna transportasi umum di Jakarta, termasuk penggunaan tarif integrasi transportasi Rp10 ribu yang telah berjalan.
"Dari titik A, apakah dia hanya menggunakan satu moda kemudian apakah dia dua moda, tiga moda. Dengan data, ini kita bisa mengestimasi kebutuhan first dan last mile si pelaku perjalanan yang nantinya disiapkan pemerintah," papar Syafrin.
Selain itu, implementasi ABT juga dilakukan untuk mengefesiensikan subsidi yang diberikan Pemprov DKI. Nantinya, Pemprov DKI bakal memberikan subsidi sesuai dengan big data yang dikumpulkan.
Baca juga:
"Dari ABT ini, kita mendapatkan profiling seluruh pengguna angkutan massal kita apakah itu Transjakarta, MRT, dan LRT yang kemudian ini sebagai dasar perhitungan untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pemberian PSO (subsidi) ke depan," tuturnya.