Normalisasi Harga Tambang Sebabkan Ekspor Nonmigas Amblas 21 Persen
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2023 mengalami penurunan minus 21,25 persen year on year (yoy).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai ekspor nonmigas pada Agustus 2023 adalah sebesar 20,69 miliar dolar AS.
“Jumlah ini menurun dari capaian Agustus 2022 yang saat itu ekspor nonmigas sebesar 26,27 miliar dolar AS,” ujarnya kepada awak media, Jumat, 15 September.
Menurut Amalia, anjloknya ekspor nonmigas Indonesia secara tahunan terjadi pada semua sektor penyumbang.
“Penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya,” tutur dia.
Meskipun amblas secara year on year, namun ekspor nonmigas secara bulanan (month to month/mtm) diketahui naik 5,35 persen dari Juli 2023 yang sebesar 19,64 miliar dolar AS.
“Nilai ekspor sektor pertambangan dan lainnya mengalami kenaikan tertinggi secara bulanan sebesar 15,37 persen mtm, dengan komoditas penyokong adalah bijih tembaga, bijih seng, bahan mineral lainnya, serta bijih timbal,” tegas Amalia.
Baca juga:
Secara umum, kinerja ekspor Indonesia (termasuk migas) di Agustus 2023 adalah sebesar 22 miliar dolar AS, naik 5,47 persen mtm dari Juli 2023 yang sebesar 20,86 miliar dolar AS.
Sementara secara tahunan, ekspor menurun tajam 21,21 persen yoy dari Agustus 2022 yang sebesar 27,93 miliar dolar AS.
“Penurunan ekspor (umum) secara tahunan ini melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi sejak awal tahun karena dipengaruhi perkembangan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global, dimana harga tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” kata dia.