JAKARTA – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat sudah menyelesaikan delapan tahun pembangunan infrastruktur, terhitung sejak 2015 hingga 2022.
Dalam kurun waktu tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengkonfirmasi total dana APBN yang telah dikucurkan tidak kurang dari Rp2.778 triliun.
Presiden sendiri menyatakan bahwa penyelesaian program infrastruktur, terutama yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing.
“Ini mendongkrak daya saing kita, competitiveness kita menjadi naik. Berdasarkan International Institute for Management Development, daya saing kita di 2022 sebelumnya ranking 44 tahun kemarin kita sudah masuk ke ranking 34, kenaikan 10 itu kenaikan tertinggi di dunia dan salah satunya karena urusan infrastruktur yang bisa banyak kita selesaikan,” ujar Kepala Negara tengah pekan ini.
Berdasarkan penelusuran VOI, dalam dua windu masa jabatan Presiden Jokowi, terjadi penambahan jalan tol yang beroperasi dari sebelumnya 801 kilometer menjadi 2.687 kilometer.
Kemudian, kapasitas pembangkit listrik meningkat menjadi 81,2 giga watt dari sebelumnya 53 giga watt pada 2014. Lalu, bandar udara bertambah 50 lokasi menjadi 287 lokasi.
BACA JUGA:
Selanjutnya adalah penambahan jalan umum dari 517.750 kilometer menjadi 549.160 kilometer, kapasitas bendungan meluas lebih dari dua kali lipat menjadi 16,96 miliar kubik. Serta pelabuhan yang bertambah dari 1.655 unit di 2014 menjadi 3.157 unit pada akhir 2022.
“Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas produksi, mobilitas dan konektivitas,” demikian yang disampaikan Menkeu Sri Mulyani beberapa waktu lalu selaku pengelola keuangan negara.
VOI mencatat, pemerintah pada tahun depan mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp422,7 triliun. Angka tersebut sudah masuk dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2024 yang kini masih dalam pembahasan bersama DPR.