JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi current account deficit (CAD) atau defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin lebar pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023.
"Kami memperkirakan CAD akan melebar secara moderat, dari -0,16 persen dari PDB pada tahun 2023 menjadi -0,79 persen dari PDB pada tahun 2024," ujarnya dalam keterangannya, Selasa, 17 September.
Menurut Josua, proyeksi ini mempertimbangkan beberapa faktor utama, termasuk normalisasi harga komoditas secara bertahap dan potensi dampak pelemahan permintaan global.
Namun, Josua menyampaikan kebijakan hilirisasi Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan transaksi berjalan pada harga komoditas, yang seharusnya membantu membatasi defisit transaksi berjalan.
Selain itu, Josua mengatakan potensi penurunan suku bunga kebijakan global tahun ini berpotensi membatasi penurunan pada harga komoditas lebih lanjut di tengah ekspektasi pelemahan dollar AS yang dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga Fed.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat pada kuartal II-2024, transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia mencatat defisit 3 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB.
Nilai tersebut sedikit lebih tinggi​ jika dibandingkan dengan kuartal I-2024 yang mencapai defisit sebesar 2,4 miliar dolar AS atau 0,7 persen dari PDB.
BACA JUGA:
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan defisit yang melebar tersebut sejalan dengan surplus neraca perdagangan barang meningkat, dikontribusikan oleh defisit neraca perdagangan migas yang menurun dan surplus neraca perdagangan nonmigas yang relatif stabil.
"Ekspor nonmigas tumbuh positif didukung oleh perbaikan harga komoditas dan permintaan dari mitra dagang utama, sementara impor nonmigas relatif stabil dipengaruhi aktivitas ekonomi domestik yang terjaga," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 23 Agustus.
Menurut Erwin, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi oleh defisit jasa perjalanan (travel) seiring pelaksanaan ibadah haji 2024.
"Defisit neraca pendapatan primer juga lebih tinggi dipengaruhi oleh pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan," ujarnya.