Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berupaya mempercepat penyelesaian 61 bendungan hingga 2026. Adapun saat ini 47 bendungan sudah terbangun.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, upaya mempercepat penyelesaian 61 bendungan tersebut dilakukan guna mendukung Astacita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam mencapai swasembada pangan. Menurutnya, bendungan adalah salah satu tulang punggung utama dari swasembada pangan.

"Kalau dari Kementerian PU yang menjadi dasar dalam mendukung swasembada pangan adalah bendungan. Hingga saat ini, sudah terbangun 47 bendungan. Di tahun mendatang akan kami lanjutkan dengan jumlah total hingga 2026 adalah 61 bendungan," ujar Dody dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 16 Desember.

Di samping itu, kata Dody, pihaknya juga akan terus melakukan normalisasi jaringan irigasi baik primer atau sekunder. Sebab, menurutnya, beberapa jaringan irigasi primer dan sekunder yang dimiliki RI sudah ada dari zaman Belanda, sehingga butuh direhabilitasi.

"Harapannya, 2025-2026 harus tetap kami jalankan, sehingga IP semakin meningkat. Dan pada akhirnya swasembada pangan bisa terwujud dalam waktu sesingkat-singkatnya," ucap dia.

Diketahui, pada Sabtu, 14 Desember lalu, Menteri Dody melakukan peninjauan rehabilitasi peningkatan dan modernisasi jaringan irigasi saluran sekunder jengkol, pengkolan, sukamandi dan Beres yang berada di Subang, Jawa Barat.

Dia bilang, rehabilitasi peningkatan dan modernisasi jaringan irigasi sekunder jengkol, pengkolan, sukamandi dan Beres ini termasuk upaya intensifikasi pertanian dengan supply air dari Bendungan Jatiluhur.

"Kami kerjakan rehabilitasi mulai dari 2023 sampai 2024. Total luas irigasinya adalah 12,574 hektare dengan panjang saluran yang sudah kami rehabilitasi adalah 42.536 meter, dari total yang harus kami rehabilitasi sekitar 87.274 meter. Sisanya, akan kami lanjutkan pada tahun berikutnya," tuturnya.

Menurut Dody, rehabilitasi jaringan irigasi penting dilakukan untuk pemerataan air bagi para petani dari hulu ke hilir. Terlebih, sebelum direhabilitasi, para petani di daerah hilir kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau.

"Kami rehabilitasi supaya sawah-sawah yang di ujung hilir tetap terairi. Meski baru sekitar 50 persen yang direhabilitasi karena keterbatasan waktu. Namun, Indeks Pertanaman (IP) bisa meningkat dari 179 persen menjadi 210 persen, dan juga bisa menambah luas tanam seluas 3.898 hektare," jelas Dody.

"Kemudian, hasil panen juga meningkat dari 5-6 ton per hektare menjadi 6-7 ton per hektare. Namun, yang paling utama sebenarnya efek sosial masyarakatnya," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Mochammad Dian Alma'ruf menuturkan, rehabilitasi peningkatan dan modernisasi jaringan irigasi sekunder jengkol, pengkolan, sukamandi dan Beres dilaksanakan mulai Maret 2023 hingga Desember 2024.

"Rehabilitasi sepanjang 42,5 kilometer jaringan irigasi ini mampu mengairi area seluas 12,574 hektare di 4 kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Subang, yakni Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, Blanakan dan Pabuaran. Diharapkan dengan adanya rehabilitasi ini, supply air akan terus terjaga untuk setiap masa tanam," imbuhnya.