Lima Pemuda Palestina Tewas Akibat Ledakan saat Protes di Perbatasan Gaza
JAKARTA - Lima warga Palestina dilaporkan tewas akibat ledakan yang diduga tidak sengaja, saat menggelar protes di perbatasan Israel - Jalur Gaza.
Ledakan pada Hari Rabu itu terjadi ketika puluhan pemuda Gaza mengadakan protes, untuk mendukung warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Kelompok payung faksi-faksi Palestina mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh sebuah alat yang direncanakan akan digunakan oleh beberapa pengunjuk rasa selama unjuk rasa.
Lima orang tewas, kata Kementerian Kesehatan Palestina, seperti melansir The National News 14 September.
Terpisah, militer Israel mengatakan para pengunjuk rasa mencoba melemparkannya ke tentaranya di seberang perbatasan.
Sementara itu, Komite Nasional Tertinggi untuk Tahanan Palestina mengatakan mereka akan menunda rencana mogok makan di penjara-penjara Israel, yang dijadwalkan akan dimulai pada Kamis ini.
"Kami mengambil keputusan tersebut setelah pihak administrasi penjara, mencabut keputusannya terhadap para narapidana untuk mengurangi kunjungan keluarga narapidana kepada anak-anak mereka di penjara," kata komite itu.
Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir baru-baru ini membatasi kunjungan keluarga para tahanan menjadi dua bulan sekali, dari ketentuan sebulan sekali yang berlaku saat ini.
Baca juga:
- Kremlin Sebut Presiden Putin Berterima Kasih atas Undangan Kim Jong-un, Menlu Lavrov Kunjungi Korut Bulan Depan
- Intelijen Ukraina Klaim Operasi Gabungan Sukses Hantam Sistem Pertahanan Udara Triumf Rusia di Krimea
- Irak Penjarakan 18 Polisi yang Gagal Hentikan Pembakaran Kedutaan Swedia
- Pakar HAM PBB Desak AS Perketat Sanksi Terhadap Junta Myanmar, Targetkan Perusahaan Migas Negara
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta Israel untuk menghormati hak-hak tahanan Palestina sesuai dengan hukum internasional.
"Di bawah hukum humaniter internasional, tahanan Palestina adalah orang-orang yang dilindungi dan mempunyai hak untuk berhubungan dengan keluarga. Ini termasuk kunjungan keluarga selama dalam tahanan," jelas ICRC.