Apa Itu Sistem Ekonomi Digital yang Berbeda dengan Kapitalisme dan Sosialisme
YOGYAKARTA - Kelancaran atau kestabilan kegiatan ekonomi sangat bergantung dari sistem ekonomi yang dijalankan, baik itu dalam skala negara, pemerintahan, daerah, hingga rumah tangga. Salah satunya adalah sistem ekonomi tradisional yang identik pada masyarakat pedesaan. Lantas apa itu sistem ekonomi tradisional dan ciri-cirinya?
Setiap negara menerapkan sistem ekonomi tradisionalnya masing-masing sesuai dengan kondisi di negara tersebut. Di Indonesia sendiri penerapan sistem ekonomi tradisional berperan penting karena banyak masyarakat pedesaan. Namun masih banyak yang belum tahu apa itu sistem ekonomi tradisional dan perannya.
Apa Itu Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional merupakan tata cara ekonomi yang berasal dari praktik-praktik, norma, dan nilai-nilai yang telah berakar dalam suatu komunitas masyarakat selama berabad-abad. Bisa diartikan sistem ekonomi tradisional mengacu pada adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Biasanya sistem ekonomi tradisional diterapkan di daerah pedesaan, dengan fokus utama pada sektor pertanian dalam menghasilkan kegiatan ekonomi. Setidaknya terdapat dua elemen kunci dalam sistem ekonomi tradisional, yaitu menghargai warisan budaya dan meminimalkan limbah yang dihasilkan.
Dalam sistem ekonomi tradisional, pemerintah tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan ekonomi melainkan, melainkan hanya berfungsi sebagai pengawas ketertiban. Prinsip utama sistem ekonomi tradisional adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakatnya, bukan mencari keuntungan.
Sistem ekonomi tradisional dijalankan dengan model ekonomi di mana produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa bergantung pada tradisi, budaya, dan gaya hidup yang telah ada selama waktu yang sangat lama.
Sistem ekonomi tradisional tidak berdasarkan prinsip-prinsip pasar bebas atau perencanaan ekonomi sentral seperti yang ditemukan dalam sistem ekonomi kapitalisme atau sosialisme. Sistem ekonomi tradisional sering ditemukan di masyarakat agraris atau di komunitas yang hidup di daerah terpencil yang belum dirambah teknologi modern dan perubahan ekonomi secara masif.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Penerapannya Mengacu pada Budaya dan Norma
Sistem ekonomi tradisional sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, norma, dan tradisi yang telah dipercaya dan diterapkan selama berabad-abad. Praktik ekonomi ditentukan oleh faktor-faktor seperti agama, keyakinan, dan kebiasaan budaya yang telah berkembang sejak lama.
Memprioritaskan Kehidupan Bermasyarakat
Sistem ekonomi tradisional menitikberatkan pada kehidupan berkomunitas. Keputusan-keputusan ekonomi diambil secara bersama oleh masyarakat dan hasilnya sering dibagi secara merata di antara mereka.
Spesialisasi Pekerjaan Terbatas
Biasanya dalam sistem ekonomi tradisional masyarakatnya memiliki spesialisasi pekerjaan terbatas. Sebagian besar anggota masyarakat terlibat dalam produksi pertanian, perikanan, atau kerajinan tradisional yang merupakan bagian integral dari budaya mereka.
Baca juga:
Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari
Sistem ekonomi tradisional cenderung menghasilkan barang dan jasa yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakatnya sendiri. Mereka tidak berfokus pada produksi berlebihan atau keterlibatan dalam perdagangan global.
Perubahan yang Lambat
Sistem ekonomi tradisional cenderung mengalami perubahan atau pertumbuhan ekonomi yang lambat karena upaya untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai tradisional. Inovasi ekonomi seringkali berkonflik atau bertentangan dengan praktik-praktik yang sudah ada.
Demikianlah ulasan mengenai apa itu sistem ekonomi tradisional dan ciri-cirinya yang membedakan dengan sistem ekonomi lainnya. Sistem ekonomi ini biasanya terdapat di masyarakat pedesaan atau agraris.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.