Sederet Downside Risk yang Ditakuti Sri Mulyani untuk Ekonomi 2024

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2024 telah mempertimbangkan sejumlah aspek dan ditetapkan secara relevan.

Hal itu dia sampaikan saat mewakili pemerintah untuk memberikan tanggapan terhadap pemandangan umum Fraksi DPR atas RUU APBN Tahun Anggaran 2024.

“Pada prinsipnya pemerintah menyetujui pandangan seluruh fraksi bahwa asumsi pertumbuhan harus realistis dan kredibel,” ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 29 Agustus.

Menkeu menyebut, penetapan target pertumbuhan cukup banyak dipengaruhi oleh proyeksi ekonomi dunia.

“Prospek ekonomi nasional tidak lepas dari dinamika global,” tuturnya.

Bendahara negara menjelaskan, berbagai risiko yang harus diantisipasi dan diwaspadai antara lain kondisi fragmentasi geopolitik yang akan semakin meningkat. Lalu, pelemahan ekonomi di China, inflasi yang masih relatif tinggi, dan suku bunga serta likuiditas yang ketat.

“Ini akan menciptakan berbagai risiko ke bawah (downside risk) bagi perekonomian,” tegas dia.

Di sisi lain, ada pula potensi risiko yang berasal dari perubahan iklim. Kata Menkeu, hal tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi seluruh negara.

“Pertumbuhan global pada tahun 2024 diyakini stagnan dibandingkan dengan outlook 2023, yaitu pada tingkat 3 persen,” imbuhnya.

Menkeu menambahkan, konsumsi sebagai penyokong utama pertumbuhan diperkirakan masih akan stabil menuju arah penguatan. Nada optimisme itu didukung oleh laju inflasi yang semakin rendah, peningkatan kesempatan kerja, kenaikan gaji ASN dan pensiunan, serta dampak positif dari pemilu dan pilkada.

“Investasi diharapkan terus meningkat, utamanya yang berkaitan dengan hilirisasi mineral atau produk pertanian, dan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk IKN,” kata dia.

Seperti yang diberitakan VOI sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah resmi mengajukan RUU APBN 2024 beserta Nota Keuangan pada sidang paripurna 16 Agustus yang lalu. Setelah disodorkan pemerintah, DPR lantas memberikan pandangan atas rancangan keuangan negara itu.

Berikut adalah rancangan besar APBN 2024 yang disampaikan pemerintah kepada DPR:

- Pertumbuhan Ekonomi 5,3 persen

- Inflasi 2,8 persen

- Nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar AS

- Suku bunga surat berharga negara 10 tahun 6,7 persen

- Harga minyak mentah Indonesia (ICP) 80 dolar AS per barel

- Lifting minyak 625.000 barel per hari

- Lifting gas 1,03 juta barel setara minyak per hari

- Pendapatan negara Rp2.781,3 triliun

- Belanja negara Rp3.304,1 triliun

- Defisit anggaran sebesar 2,29 persen dari PDB (setara Rp522,8 triliun)

- Tingkat pengangguran terbuka 5,0 persen hingga 5,7 persen

- Angka kemiskinan 6,5 persen hingga 7,5 persen

- Rasio gini 0,374 hingga 0,377

- Indeks Pembangunan Manusia 73,99 hingga 74,02

- Nilai Tukar Petani (NTP) 105-108

- Tukar Nelayan (NTN) 107-110.