Apriyani/Siti Fadia Diminta Banyak Belajar dari Kegagalan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023

JAKARTA - Pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti gagal mempersembahkan medali emas di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023. Ganda putri andalan Indonesia itu harus puas menempati posisi runner up usai kalah dari pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dengan dua gim langsung, 16-21, 12-21.

Kepala Pelatih Ganda Putri Indonesia Eng Hian mengatakan, apa yang telah dicapai Apriyani/Sifi Fadia tetap patut diapresiasi. Dia juga mengatakan, ini bisa titik balik yang penting untuk anah asuhnya itu kembali ke performa terbaik setelah setahun terakhir merosot drastis.

"Memang belum bisa juara, tetapi menjadi finalis Kejuaraan Dunia itu tetap pantas diapresiasi. Apa yang diraih Apri/Fadia di Kopenhagen tetaplah sebuah prestasi yang layak saya hargai," ujar Eng Hian dalam keterangan tertulis.

"Saya harapkan dari pertandingan final ini, mereka bisa memetik banyak pelajaran. Juga harus mempersiapkan teknik, fisik, dan mental ketika akan bertanding di lapangan kembali, terutama menghadapi ajang-ajang besar Kejuaraan Dunia dan di event-event besar lainnya," tutur Eng Hian.

Ia menilai, penampilan Apri/Fadia di final bukanlah sebuah anti-klimaks. Menurutnya, peraih medali emas SEA Games 2021 itu tidak bisa keluar dari tekanan ganda putri nomor satu dunia.

"Keduanya tak bisa lepas dari tekanan lawan. Tidak bisa mengembangkan pola permainan terbaik. Tampak dari pukulan pengembalian bola, beberapa kali banyak membuat kesalahan sendiri," ujar sang pelatih.

Lebih lanjut, Eng Hian mengatakan Chen/Jia memang harus diakui begitu sarat pengalaman, memiliki prestasi dan penampilan yang konsisten sehingga membuatnya menjadi yang terbaik di sektor ganda putri dunia.

"Harapan saya sebelum bertanding, Apri/Fadia bisa meredam kekuatan lawan. Tetapi tampil di final kejuaraan besar seperti Kejuaraan Dunia itu berbeda dan sangat berpengaruh terhadap penampilan Apri/Fadia," katanya.

"Pertandingan final Kejuaraan Dunia kali ini harus menjadi pembelajaran mereka ke depan. Bagaimana mereka berdua harus bisa me-manage ekspektasi dan tetap harus meningkatkan dan membenahi kekurangan yang terjadi di pertandingan partai final," pungkasnya.