Lahan di Depan Kantor Pemkot Jakpus yang Terbakar Ternyata Dilirik Pembeli, Tapi Warga Tidak Cocok Soal Harga
JAKARTA - Peristiwa kebakaran di permukiman padat penduduk di Jalan Gang Kober, RT 02/05, Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, dikeluhkan warga setempat.
Menurut informasi yang dihimpun, lahan yang ada di lokasi kebakaran diduga merupakan tanah tak bertuan. Bahkan menurut warga sekitar, salah satu perusahaan sudah melirik lahan yang terbakar itu.
"Kalau kemarin yang kebakaran memang tidak boleh bangun ulang, makanya mereka pakai tenda. Tetap disitu mereka tinggal," kata warga sekitar kebakaran berinisial M (40) kepada wartawan, Rabu, 23 Agustus.
Lebih lanjut M mengatakan, bahkan sudah ada sebagian warga yang rumahnya dibongkar sebelum peristiwa kebakaran terjadi.
"Ini kan sudah ada sebagian, makanya saya kaget kok dibongkar. Orang-orang sini kan tidak ada yang mau karena tempat tinggal susah dan mahal serta harga tidak sesuai dengan warga," ucapnya.
Menurut M, kawasan tempat lokasi kebakaran didominasi oleh sejumlah indekost.
"Disini RT 02/05. Penduduk aslinya sudah pada pindah cuma disini kos-kosan atau apa gitu," ucapnya.
Baca juga:
- ‘Woi Bisa Kerja Gak, Amatiran Nih Pemadam’ Kata Warga Petojo Selatan yang Marah-marah Gegara Pasokan Air Mobil Pemadam Habis
- Guru Ekskul Dirampok Sekelompok Debt Collector saat Hendak Mengajar ke Sekolah, Lapor Polisi tapi Tak Ditanggapi
- Musala di Tebet Dibakar Pencuri Kotak Amal
- Jambret WNA di Sudirman Jatuh Ditabrak Mobil, Kakinya Patah Sampai Ditinggalkan Temannya
Sementara itu, kobaran api berangsur mulai padam. Namun petugas pemadam masih terus melakukan penguasaan api dengan penyiraman air.
Diberitakan sebelumnya, warga terdampak kebakaran di Jalan Gang Kober, Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat bersitegang dengan petugas pemadam kebakaran yang terus berupaya melakukan pemadaman api.
Warga kesal karena pasokan air dari mobil tangki pemadam cepat habis dan kurangnya kesiapan pasokan air. Sementara kobaran api terus membesar lantaran kencangnya hembusan angin di kawasan tersebut.
"Kurang pasokan air, semua air kurang. Api terus membesar. Penyebab kurang tahu," kata Dimas, salah satu warga setempat kepada wartawan, Rabu, 23 Agustus, malam.