Kecam Intervensi PBB di Siprus Utara, Presiden Erdogan: Tidak Dapat Kami Terima
JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan intervensi fisik pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terkait pengerjaan jalan di wilayah Republik Turki Siprus Utara (TRNC) pekan lalu tidak dapat diterima.
"Intervensi fisik tentara Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di wilayah yang berada di bawah kedaulatan TRNC tidak dapat kami terima," kata Presiden Erdogan setelah pertemuan kabinet mingguan, melansir Reuters 22 Agustus.
"Tidaklah sah atau manusiawi untuk mencegah warga Siprus Turki yang tinggal di Desa Pyla untuk mencapai tanah air mereka," sambungnya.
Presiden Erdogan juga mengatakan, Turki akan terus berpihak pada Republik Turki Siprus Utara, negara yang memisahkan diri dan hanya diakui oleh Ankara.
Sebelumnya, bentrokan pecah pada Hari Jumat antara pasukan penjaga perdamaian PBB dan personil keamanan Siprus Turki, ketika pasukan penjaga perdamaian mencoba untuk mencegah perbaikan jalan yang dimulai di daerah yang menurut PBB merupakan bagian dari zona penyangga di bawah yurisdiksinya.
Diketahui, Otoritas Siprus Turki ingin membangun jalan yang akan memberikan penduduk Pyla/Pile, sebuah desa di zona penyangga yang dikelola PBB, akses langsung ke wilayah yang berada di bawah kendali Siprus Turki.
Baca juga:
- Ukraina Pertimbangkan Gunakan Rute Baru di Laut Hitam untuk Ekspor Biji-bijian, Asosiasi Ingin Pengawalan Kapal NATO
- Secret Service Tangkap Wanita yang Mengancam Menembak Mantan Presiden AS Donald Trump dan Putranya Barron
- Tolak Usulan Junta Niger Tunda Pemilu, ECOWAS: Bebaskan Presiden Bazoum, Pulihkan Konstitusional Tanpa Penundaan
- Perawat yang Tega Bunuh Tujuh Bayi Akhirnya Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup, Hakim: Ini Kejam!
Otoritas Siprus Turki mengatakan, pasukan penjaga perdamaian PBB di kawasan tersebut (UNFICYP), telah melampaui batas wilayahnya.
Sedangkan pemimpin Siprus Turki Ersin Tatar mengatakan, proyek jalan itu sendiri sangat penting.