Moeldoko: Generasi Muda Saat Ini Penentu bukan Penerus

JAKARTA - Permasalahan akibat pandemi Covid-19 serta perang antara Rusia-Ukraina menyebabkan krisis pangan, energi juga ekonomi dialami oleh setiap negara yang ada di bumi. Dan hal ini berdampak kepada pertumbuhan generasi muda di setiap negara.

Demikian hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menegaskan kepada para pemuda anggota pramuka di perhelatan Raimuna XII, Jakarta, 19 Agustus.

Moeldoko menyatakan Indonesia kian siap dan matang untuk menjadi negara 5 besar dengan Kekuatan Dunia.

“Generasi saat ini akan berbeda dengan generasi saya dulu, masalahnya jauh lebih kompleks maka cara berpikirnya pun harus complex problem solving, utamanya miliki komitmen untuk mencapai visi dan cita-cita kalian,” ujar Moeldoko.

Ia turut berpesan pada para pemuda untuk terus memiliki kesadaran serta kewaspadaan ditengah kondisi global saat ini. “Adik-adik di situasi yang berkembang saat ini jangan malah acuh, menyepelekan. Jangan pola pikirnya kumaha engke, harusnya engke kumaha,” imbuh Moeldoko.

Kondisi Indonesia setelah perayaan Kemerdekaan ke-78, ujar Moeldoko, kian berpotensi untuk menghadapi tantangan global yang permanen dan dinamis. Indonesia akan memiliki bonus demografi di tahun 2030, dimana 80% penduduknya berada pada usia produktif.

“Kedepannya pemuda Indonesia ini berada di usia produktif, termasuk kalian yg dampaknya ke Indonesia itu luar biasa, jangan pakai cara berpikir yang datar, selalu pikir lompatan” kata Moeldoko.

Mengantisipasi hal tersebut, imbuh Moeldoko, Pemerintah Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini mengutamakan pembangunan sumber daya manusia. Termasuk di dalamnya peningkatan pada pendidikan, kesehatan dan pendapatan.

Moeldoko mencontohkan, Pemerintah saat ini telah meningkatkan anggaran perlindungan sosial (bansos), dengan total sebesar Rp3.212 triliun dari tahun 2015 sampai tahun 2023, termasuk didalamnya Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.

“Negara tdk bisa dibangun pemerintah sendiri, komponen masyarakat harus turut aktif untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045,” tambah Moeldoko.

Oleh karenanya, Moeldoko mengatakan pemerintah menggencarkan penanganan stunting hingga menaikkan indeks pembangunan manusia melalui berbagai program pemberdayaan infrastruktur. “Dibalik pembangunan infrastruktur itu pembangunan peradaban manusia, dengan infrastruktur yang baik konektivitas akan mudah, persoalan kesehatan pendidikan dan yang lain akan terkoneksi dengan cepat dan baik. Otomatis semakin memudahkan masyarakat,” ujarnya.

Termasuk digitalisasi birokrasi, dengan adanya Mal Pelayanan Publik Terpadu, penyederhanaan regulasi birokrasi akan memudahkan proses pengurusan izin untuk masyarakat dan investor. Perihal ekonomi, Moeldoko menambahkan, transformasi ekonomi dengan membatasi ekspor dan memperkuat hilirisasi dilakukan agar dapat menaikkan daya saing Indonesia di tingkat global.

“Kuncinya ada pada sumber daya manusianya, kalian para generasi muda adalah generasi penentu bukan hanya penerus,” pungkasnya Moeldoko.