Perhapi Usulkan Bentuk Moratorium Smelter, Stafsus ESDM: Masih Berupa Imbauan

JAKARTA - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) meminta pemerintah untuk memberlakukan moratorium atau pembatasan atas pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) di Indonesia.

Menanggapi hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Staf Khusus Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan jika rencana pembentukan moratorium tersebut masih berupa imbauan dari Menteri.

"Belum, baru himbauan aja dari pak menteri, karena memang konsumsi bijih saprolitnya luar biasa," ujar Irwandy kepada media di Jakarta, Jumat 18 Agustus.

Menurut Irwandy, imbauan ini dilakukan mengingat konsumsi saprolit atau nikel kadar tinggi dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga cadangan nikel kian menipis.

Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, cadangan nikel saprolite Indonesia tersisa 15 tahun.

"Ya harus tetap dibatasi, jadi baru imbauan. Kira-kira kalo kita hitung-hitung secara kasar 10 sampai 15 tahun," lanjut Irwandy.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli mengungkapkan jika cadangan nikel di Indonesia tersisa 7 tahun lagi jika seluruh industri pemurnian sudah mulai melakukan produksi.

Ia merinci, terdapat dua jenis nikel yakni bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5 persen atau saprolit yang diproses melalui pirometalurgi dan nikel kadar rendah atau limonit yang diproses melalui selter hidrometalurgi.

"Kami perkirakan kalau semua smelter terutama yang pirometalurgi selesai dibangun, cadangan yang ada sekarang akan bertahan 5 hingga 7 tahun," ujar Rizal yang dikutip Selasa 15 Agustus.

Lebih jauh ia menjelaskan jika hal ini dikarenakan jumlah kebutuhan bijih nikel mencapai di atas 560 juta ton apabila semua smelter berhasil dibangun.

Namun dengan kondisi saat ini di mana kebutuhan saprolite untuk pirometalurgi sekitar 170-an juta ton maka daya tahan nikel diperkirakan akan bertahan selama 13 tahun.

"Memang ini akan bervariasi terantung asumsi yag kita gunakan untuk feeding orenikel terhadap smelter," lanjut Rizal.

Sementara untuk cadangan limonite dengan kadar di bawah 1,5 persen, Perhapi memperkirakan apabila semua smelter hidrometalurgi dibangun ini akan bertahan selama 33 tahun atau lebih.