Bagikan:

JAKARTA - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menyarankan pemerintah kembali mengaktifkan lelang wilayah eksplorasi nikel. Hal ini bertujuan untuk segera menemukan cadangan nikel baru di Indonesia.

Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli mengatakan jika hingga kini pihaknya masih belum mengerahui kejelasan dan progres kegiatan ini karena masih diolah oleh Kementerian ESDM.

"Satu hal lain yang ingin saya samaikan adalah pemerintah harus kembali mengaktifkan kembali lelang wilayah eksplorasi untuk nikel," ujar Rizal yang dikutip Jumat 11 Agustus.

Menurutnya jika kegiatan ini diaktifkan kembali dapat menambah umur industri pengolahan atau smelter di dalam negeri. Pasalnya cadangan bijih nikel dengan kadar tinggi diperkirakan hanya bertahan untuk beberapa tahun ke depan.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, total sumber daya nikel Indonesia tercatat sebesar 17,3 miliar ton sementara jumlah cadangan mencapai 5,08 miliar ton.

Badan Geologi juga memperkirakan cadangan bijih nikel kadar tinggi 1,5 persen ke atas atau saprolit hanya cukup untuk 9 tahun ke depan dengan asumsi penyerapan dalam negeri mencapai 387,2 juta ton per tahun.

Sementara untuk jenis nikel kadar rendah di bawah 1,5 persen atau liimonit), tercatat sumber daya yang dimiliki mencapai 32 tahun dengan asumsi konsumsi dalam negeri sekitar 58 juta ton per tahun.

Rizal berpendapat, jika pemerintah tidak kembali menggencarkan lelang wilayah IUPK Nikel dikhawatirkan smelter yang sudah didirikan nanti akan kesulitan terhadap pasokan nikel.

"Kita khawatir smelter yang dibangun itu nantinya akan bermasalah terhadap feeding orenya," pungkas Rizal.