YOGYAKARTA – Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di Indonesia. Itu artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku nikel global.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tambang nikel di Indonesia tersebar di tujuh provinsi, antara lain Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Total luas tambang nikel di tujuh provinsi tersebut sebesar 520.877,07 hektare (ha).
Lantas, apa saja perusahaan tambang yang melakukan eksplorasi nikel di tujuh provinsi tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
5 Perusahaan penguasa Tambang Nikel di Indonesia
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut daftar perusahaan yang menjadi penguasa tambang nikel di Indonesia:
- PT Indonesia Morowali Industrial Park
Perusahaan ini melakukan eksplorasi nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Mereka berhasil menguasai 50 persen produksi hilir nikel sejak 2021.
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP terintegrasi dengan produk utama yang dimiliki berupa nikel, stainless steel dan carbon steel. Selain itu, PT IMIP juga memiliki industri pendukung yang mulai terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga pelabuhan dan bandara.
Mayoritas saham PT IMIP dikuasai oleh Shanghai Decent Investment (49,69 persen). Berikutnya, PT Sulawesi Mining Investment (25 persen) dan PT Bintang Delapan Investama sebesar (25,31 persen).
Ketiga perusahaan ini patungan membangun smelter feronikel pertama di Bahodopi, Morowali, dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun.
- PT Vale Indonesia
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan eksplorasi nikel di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain:
- Blok Soroako, Kabupaten Luwu Timur (Sulawesi Selatan) dan Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah) dengan status operasi produksi.
- Blok Suasua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, dengan status operasi produksi.
- Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, dengan status operasi produksi.
- Blok Bahodopi, Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Luwu Timur (Sulawesi Selatan), dengan status operasi produksi.
- PT Aneka Tambang
Perusahaan yang mengelola tambang nikel di Indonesia yang ketiga adalah PT Aneka Tambang.
Emiten pertambangan berpelat merah ini mengeksplorasi nikel di sejumlah wilayah, di antaranya:
- Pulau Maniang: Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
- Kecamatan Pomalaa: Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
- Kecamatan Lasolo: Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
- Kecamatan Asera dan Molawe: Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
- Kecamatan Maba dan Maba: Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
- Pulau Gag: Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat
Selain melakukan eksplorasi nikel, Antam juga mengeruk komoditas mineral lainnya, seperti emas, perak, bauksit dan batubara.
Pada 2021, PT Aneka Tambang (ANTM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,8 triliun dari total pendapatan Rp38 triliun).
- PT Central Omega Resources
PT Central Omega Resources Tbk termasuk salah satu perusahaan publik di Indonesia bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan pemrosesan nikel.
Perdagangan hasil tambang dilakukan lewat entitas anak perusahaan. Adapun komoditas yang diperdagangkan antara lain bijih nikel dengan feronikel yang berasal dari wilayah pertambangan, dan pemurnian di Sulawesi Tengah.
Kegiatan pengolahan mineral yang dilakukan oleh PT Central Omega Resources meliputi proses pemurnian nikel, untuk bisa menghasilkan feronikel (FeNi) dan nickel pig iron (NPI).
- PT Ifishdeco Tbk
PT Ifishdeco Tbk., merupakan perusahaan tambang nikel terintegrasi. Perusahaan yang didirikan pada 9 Juni 1971 ini mulanya bergerak di bidang industri perikanan, lalu agribisnis.
Pada 2011, emiten berkode saham DKFT ini mengalihkan bisnis industri ke pertambangan, karena kebun agribisnis yang mereka kelola kaya akan nikel dan besi.
Kini, DKFT memiliki izin untuk melakukan eksplorasi nikel di wilayah Sulawesi Tenggara. Total lahan yang mereka kelola mencapai 2.580 ha.
Demikian informasi tentang perusahaan penguasa tambang nikel di Indonesia. Untuk mendapatkan berita menarik lainnya, baca terus VOI.ID.