Fenomena El Nino Bikin Jakarta Rawan Kebakaran, Ini Alasannya

JAKARTA - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menyebut Ibu Kota menjadi makin rawan terjadi kebakaran selama fenomena El Nino berlangsung.

Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino akan menguat pada bulan Agustus-September 2023. Fenomena El Nino ini dikhawatirkan akan menyebabkan musim kemarau ekstrem serupa dengan musim kemarau yang terjadi pada 2019.

Satriadi menuturkan, kenaikan suhu pada musim kemarau mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam menggunakan listrik yang lebih masif dari biasanya.

"Peningkatan penggunaan listrik yang kurang bijaksana dapat menyebabkan perangkat elektronik, kabel listrik, dan instalasi listrik menjadi lebih rentan terhadap gangguan atau korsleting," kata Satriadi dalam keterangannya, Rabu, 16 Agustus.

Selain itu, Satriadi berujar, musim kemarau juga berdampak pada kurangnya sumber air yang merupakan bahan utama dalam pemadaman kebakaran.

"Apabila terjadi kebakaran, hal tersebut berdampak pada sulitnya proses pemadaman yang mengakibatkan perambatan api yang lebih cepat, serta kerugian yang lebih besar. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan listrik pada musim kemarau seperti saat ini," ujar Satriadi.

Selama Januari-Juli 2023, telah terjadi 1.034 kejadian kebakaran. Kemudian, pada 1-15 Agustus 2023 telah terjadi 88 kebakaran di DKI Jakarta. Penyebab kebakaran terbanyak selama bulan Agustus yakni faktor listrik dengan 42 kejadian.

Kemudian, penyebab lainnya adalah pembakaran sampah sebanyak 19 kejadian, ledakan gas sebanyak 7 kejadian, punting/api rokok sebanyak 4 kejadian, dan lainnya 15 sebanyak kejadian.

"Berdasarkan data tersebut, penggunaan listrik masih menjadi faktor terbesar penyebab terjadinya kebakaran di DKI Jakarta," imbuh Satriadi.