Studi Sebut Penyakit Mental pada Ayah Bisa Tingkatkan Peluang Bayi Lahir Prematur

JAKARTA - Kesehatan fisik dan mental ibu berperan penting dalam menunjang kesejahteraan calon buah hati. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kelahiran prematur tidak hanya dipengaruhi oleh kesehatan mental sang ibu saja. Ayah turut mengambil bagian dalam hal ini.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine menunjukkan bahwa janin dari ayah dengan gangguan kesehatan mental memiliki peningkatan risiko lahir prematur. Menurut WHO, pada 2020 ada sekitar 13,4 juta bayi terlahir prematur. Faktor-faktor seperti kehamilan ganda, infeksi, pengaruh genetik dan kondisi kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menyebabkan kelahiran prematur.

"Kelahiran prematur memiliki konsekuensi kesehatan yang buruk bagi bayi. Wanita yang didiagnosis memiliki gangguan kesehatan psikis berisiko lebih tinggi melahirkan prematur. Pun hal ini sama jika sang ayah atau kedua orang tua terdiagnosis mengidap penyakit mental," para peneliti dari Institut Karolinska mengatakan dalam rilis berita, dilansir Medical Daily, Selasa, 15 Agustu.

Tim mengevaluasi semua kelahiran bayi dari orang tua Nordik di Swedia dari tahun 1997 hingga 2016 dan mengumpulkan informasi mengenai diagnosis psikiatri. Ada 1,5 juta kelahiran, 15 persen di antaranya lahir dari orang tua dengan diagnosis masalah kesehatan mental.

Peneliti menemukan bahwa ada 5,8 persen bayi lahir prematur dari orang tua sehat psikis. Sementara itu sekitar 6,3 persen bayi prematur lahir dari ayah yang memiliki gangguan mental, dan 7,3 persen dari ibu dengan gangguan psikis. Sedangkan, bayi prematur yang lahir dari kedua orang tua pengidap gangguan mental ada 8,3 persen.

Sementara itu, diagnosis gangguan psikis terkait stres pada orang tua dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur tertinggi, 23 persen saat ayah memiliki gangguan stres dan 47 persen pada ibu. Sedangkan 90 persen terjadi kelahiran prematur jika kedua orang tua mengalami stres.

Kemungkinan kelahiran prematur juga lebih tinggi terjadi pada bayi yang orang tuanya memiliki banyak masalah kesehatan mental.

"Anak-anak dari orang tua dengan penyakit mental berisiko lebih tinggi dilahirkan terlalu dini. Baik kesehatan mental ayah maupun ibu, keduanya sama-sama penting," kata Weiyao Yin, peneliti yang memimpin penelitian tersebut.