Indonesia Bakal Tutup Keran Ekspor Pasir Kuarsa, Begini Dampaknya!
JAKARTA - Indonesia bakal menghentikan ekspor pasir kuarsa. Hal ini dinilai akan berdampak pada pada perdagangan Indonesia.
Menurut Advisory Boarding Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (Hipki) Rezki Syahrir, jika pemerintah menutup keran ekspor tanpa menyediakan pasar domestik yang solid maka sistem pasar ekspor pasir kuarsa akan kembali seperti tahun 2020. Di mana, Kamboja akan mendpaat durian runtuh karena akan menggeser posisi Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor pasir kuarsa ke Malaysia.
"Dan sekarang yang masuk ke pasar global itu Malaysia dan saya kira Australia kembali ke pasarnya yang selama ini tergeser oleh kita," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Rabu 9 Agustus.
Rezki menambahkan, jika selama ini Indonesia mtelah menggeser posisi beberapa negara sebagai eksportir pasir kuarsa ke China, seperti Kamboja, Australia dan Pakistan.
"Kita menggeser beberapa negara seperti Kamboja dan Pakistan terutama untuk market China karena secara komperatif kita meiliki keunggulan dekat secara logistik ke China," kata dia.
Ia menambahkan, sejak Indonesia membuka keran ekspor, proporsi ekspor pasir kuarsa Indonesia yang diekspor sejauh ini hanya sebesar 20 persen, sedangkan 80 persen masih dikonsumsi secara domestik.
Terkait hilirisasi pasir kuarsa, kata dia, diperlukan infrastruktur yang memadai dan perlu dipersiapkan dengan baik serta bertahap mengingat Indonesia memiliki kedekatan dengan market ekspor pasir kuarsa yakni China.
Baca juga:
"Ketika market kita dekatkan harusnya bisa menjadi lebih kuat. Tapi yang perlu kita pahami adalah pasar ini relatif establish. Ketika kita menutupmnya tanpa sediakan pasar domestik yang solid maka sistem pasar saya kira pasar global akan kembali ke 2020," pungkas Rezki.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membuka opsi Indonesia untuk menyetop keran ekspor pasir kuarsa ke luar negeri demi meningkatkan nilai tambah pasir kuarsa yang merupakann bahan baku utama untuk membangun kaca dan panel surya.
"Kita ingin pasir kuarsa ini juga dikelola, dan tidak menutup kemungkinan ke depan kita juga mempertimbangkan untuk, ya kita larang ekspor juga. Terserah orang mau protes kita, ya protes saja. Masak negara kita nggak boleh maju-maju," kata Bahlil.