Bagikan:

JAKARTA - Advisory Boarding Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (Hipki) Rezki Syahrir mengungkapkan, saat ini pasir kuarsa Indonesia hampir 100 persen diekspor ke China.

Adapun kegiatan ekspor pasir kuarsa baru dimulai sejak tahun 2020 atau baru berjalan selama tiga tahun.

"Sejauh ini ekspor Indonesia hampir 100 persen ke China. tapi yang perlu diingat indonesia baru mulai ekspor pasir kuarsa di awal 2020 dan sekarang masuk tahun ketiga," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Kamis 9 Agustus.

Ia menambahkan, sebelum adanya kegiatan ekspor, pasir kuarsa dimanfaatkan untuk kepentingan dalam negeri untuk produksi keramik dan semen.

"Pasar kuarsa di Indoenesia sebetulnya sudah lama berkembang dengan baik tapi secara umum lebih banyak dipakai untuk pabrik semen," imbuh Rezki.

Ia melanjutkan, setelah mulai melakukan kegiatan ekspor, Indonesia mengambil porsi 3 persen ekspor pasir kuarsa dunia. Meski demikian, kata dia, Indonesia bukan pemain terbesar dalam komoditas ini.

Indonesia bahkan berada di luar 10 besar negara pengekspor pasir kuarsa dunia.

"Karakteristik kuarsa ini termasuk jenis mineal yang keberadaannya di dunia ini melimpah," imbuh Rezki.

Setelah keran ekspor dibuka pada tahun 2020, lanjut dia, negara yang paling siap menerima ekspor pasir kuarsa dari Indonesia adalah China dan menggeser Kamboja, Pakistan dan Australia sebagai negara pemasok pasir kuarsa ke negari tirai bambu tersebut.

"Sebelum 2020, China impor banyak tapi bukan dari Indonesia. Mayoritas dari Australia juga dari Kamboja dan Pakistan. Setelah masuk pasar ekspor, Indonesia geser peran Australia, Kamboja dan Pakistan," pungkas Rezki.