JAKARTA - Pemerintah Indonesia menggaet investasi sebesar 11,5 miliar dolar AS saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Chengdu, China.
Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia Presiden Jokowi menyaksikan langsung penandatanganan nota kesepahaman investasi antara perusahaan kaca Xinyi Glass dengan pemerintah Indonesia.
"Xinyi ini perusahaan terbesar di dunia pemain kaca. Market share-nya 20 persen lebih, kurang lebih sekitar 26 persen market share dari perusahaan ini," kata Bahlil dilansir ANTARA, Jumat, 28 Juli.
Bahlil mengatakan Xinyi telah berkomitmen untuk membangun industri di Rempang, Batam, dan akan menjadi pabrik kedua terbesar di dunia setelah China.
Menurut Bahlil, pabrik Xinyi tersebut nantinya akan menjadi wujud hilirisasi dari pabrik kuarsa dan beberaa bahan baku lain yang ada di Indonesia.
"Kalau kita sudah sukses membangun ekosistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kira dorong ke pasir kuarsa. Nanti output produknya akan dilakukan hampir 95 persen untuk ekspor, karena pasarnya adalah pasar luar negeri," ujarnya.
Bahlil mengatakan pabrik Xinyi di Batam nantinya juga akan memproduksi panel surya yang bakal diperuntukkan pasar ekspor.
"Total investasinya 11,5 billion USD dan mereka sebenarnya telah melakukan investasi tahap pertama di kawasan JIIPE tahun lalu sebesar 700 juta USD," katanya.
BACA JUGA:
Bahlil merujuk pada pabrik PT Xinyi Glass Indonesia yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
"Ini terjadi akibat kepercayaan penuh dari investor kepada Pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Pak Jokowi. Setelah mereka cek ternyata apa yang mereka rasakan sangat baik dan ingin mengembangkan bisnisnya dan menciptakan lapangan kerja kurang lebih 35 ribu," ujarnya.
Selain itu, Bahlil melaporkan bahwa Presiden Jokowi juga menyaksikan tercapainya kesepakatan percepatan implementasi kawasan industri di Kalimantan Utara khususnya untuk membangun ekosistem petrokimia dan sekaligus membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) dengan mempergunakan energi baru terbarukan dari Sungai Kayan.
"Ini direncanakan pembangunan secara komprehensif akan dilakukan Desember tahun ini atau Januari tahun depan," kata Bahlil.