Bulan Depan, Jepang Bakal Luncurkan Pendarat Kecil yang Penuh Ambisi ke Bulan
JAKARTA - Badan Antariksa Jepang (JAXA) tengah bersiap untuk meluncurkan pendarat ke Bulan pada 26 Agustus pukul 9.34 JST waktu setempat.
Pendarat yang dinamai Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) akan menumpang roket milik negara tersebut, H-2A.
SLIM diluncurkan untuk mendemonstrasikan teknik pendaratan bulan yang akurat, membantu membuat area pendaratan lebih menantang serta dapat diakses di masa mendatang.
Misi bulan skala kecil ini memiliki tinggi 2,4 meter, lebar 2,7 meter, dan kedalaman 1,7 meter. SLIM nantinya bakal mendarat dalam jarak 100 meter dari titik targetnya di Kawah Shioli.
Kawah itu merupakan wilayah selebar 300 meter yang relatif segar di Mare Nectaris yakni sisi dekat dari Bulan. Lokasi ini dipilih menggunakan data pengamatan dari pengorbit SELENE (Kaguya) Jepang, yang diluncurkan pada 2007 dan dihempaskan ke Bulan pada 2009.
Pesawat ruang angkasa ini dilengkapi dengan radar pendaratan untuk turun ke permukaan bulan dan akan menggunakan navigasi pencocokan gambar serta deteksi rintangan.
Baca juga:
- Teleskop Webb Jepret Bintang Muda yang Aktif Membentuk Diri
- X Luncurkan Program Bagi Hasil Iklannya untuk Konten Kreator Secara Global, Cek Syaratnya!
- Perketat Privasi Pengguna, Apple Minta Pengembang Sertakan Alasan Gunakan API
- Dikeroyok Pengguna! Elon Musk Batal Terapkan Mode Gelap Jadi Permanen di X
Dampak pendaratan akan diserap menggunakan alas busa aluminium yang dapat dihancurkan. Begitu sampai di Bulan, ia akan menggunakan kamera multiband untuk menilai lingkungan mineralogi lokal, dengan minat khusus pada olivin, yang mungkin berasal dari mantel bulan.
Selain itu, SLIM juga membawa larik retroreflektor laser kecil. Kemudian, pendarat juga membawa Misi Pencitraan dan Spektroskopi X-ray (XRISM), yaitu misi kolaboratif JAXA-NASA yang juga melibatkan partisipasi Badan Antariksa Eropa (ESA).
Menurut JAXA, misi SLIM akan membuka pengetahuan manusia tentang Tata Surya dengan mengakses situs-situs tertentu yang sangat menarik dan memang, diperlukan untuk memajukan pemahaman lebih dalam.
Misi tersebut juga merupakan ujian yang diharapkan JAXA akan membantu mempercepat eksplorasi Tata Surya melalui penggunaan sistem eksplorasi lebih ringan.
Arsitektur SLIM dapat membuat pendaratan di Bulan dan planet menjadi lebih ekonomis, menghemat berat (dapat digunakan untuk muatan sains) dan bahkan mengarah pada misi pengembalian sampel kecil yang ditargetkan.
Sejatinya, Jepang juga pernah melakukan pendaratan di Bulan dengan Hakuto-R yang menjadi misi pribadi alias dibangun sendiri oleh perusahaan ispace, untuk mencapai orbit bulan awal tahun ini. Sayangnya, ia jatuh saat mencoba mendarat. Demikian dikutip dari Space, Sabtu, 29 Juli.