Kasus COVID-19 di Dunia Tembus 100 Juta, Amerika Serikat Jadi yang Terburuk
JAKARTA - Hampir setahun pandemi COVID-19 berlangsung, angka kasus infeksi secara global menurut Reuters telah menembus angkat 100 juta orang pada Rabu 27 Januari. Tepatnya mencapai 100.348.783 kasus pada Rabu 27 Januari melansir data Johns Hopkins University.
Ini artinya hampir 1,3 persen populasi di dunia kini telah terinfeksi COVID-19 dan lebih dari 2,1 juta orang telah meninggal di berbagai pelosok dunia akibat COVID-19.
Sejak awal tahun, rata-rata satu orang terinfeksi setiap 7,7 detik. Dalam kurun waktu yang sama, ada sekitar 668.250 kasus yang dilaporkan setiap hari selama periode yang sama dengan tingkat kematian global mencapai 2,15 persen.
Sejumlah negara disebut terkena dampak buruk akibat COVID-19, seperti Amerika Serikat, India, Brazil, Rusia dan Inggris, di mana mereka memiliki lebih dari setengah kasus COVID-19 yang dilaporkan. Dan, mereka juga mewakili 28 persen populasi dunia.
Tercatat, dunia membutuhkan waktu hingga 11 bulan untuk mencatat 50 juta kasus pertama kasus infeksi. Sementara, untuk mencapai angka 100 juta, hanya dibutuhkan waktu tiga bulan, seperti melansir Reuters.
Untuk antisipasi, sebanyak 56 negara telah memulai program vaksinasi COVID-19 dengan total ada 64 juta dosis yang diberikan. Israel menjadi yang terdepan dalam vaksinasi per kapita, dengan menginokulasi 29 persen populasinya demham setidaknya satu dosis.
Sebaran COVID-19
Amerika Serikat (AS) dengan catatan 25.443.876 juta kasus menjadikannya memiliki 25 persen dari semua kasus COVID-19 yang dilaporkan, meski hanya menyumbang 4 persen dari populasi dunia.
Negeri Paman Sam juga menjadi negara dengan angka kematian tertinggi di dunia, di mana dari lima kematian yang dilaporkan di seluruh dunia, satu di antaranya terjadi di AS. Angka kematian di AS mencapai 425.227 kasus sekaligus tertinggi di dunia, dua kali lipat dari Brazil di peringkat kedua dengan 218.878 kasus.
AS juga memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan, terhitung satu dari setiap lima kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari. Dengan hanya di bawah 425.00 kematian, Amerika Serikat telah melaporkan kematian hampir dua kali lebih banyak daripada Brasil, yang memiliki jumlah kematian tertinggi kedua di dunia.
Sebagai daerah yang paling parah terdampak di dunia, Eropa melaporkan satu juta kasus infeksi setiap empat hari dan telah melaporkan hampir 30 juta kasus sejak pandemi dimulai. Ada pun wilayah Eropa Timur berkontribusi hampir 10 persen dari kasus global.
Di Asia, India menjadi negara dengan kasus tertinggi kedua di dunia mencatatkan kasus COVID-19 sebanyak 10.689.527 kasus, dengan rata-rata infeksi baru harian mencapai 13.700 kasus.
Sementara di Afrika, terdapat 3,5 juta kasus infeksi dengan 85.000 kematian akibat COVID-19. Negara-negara di benua ini masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan vaksin secara maksimal. Padahal, ada varian baru dari Afrika Selatan atau 501Y.V2 yang disebut 50 persen lebih menularkan dan telah tersebar di 20 negara di dunia.
Baca juga:
Berbeda dengan wilayah lain di dunia, Australia dan Selandia Baru lebih baik dalam pengendalian pandemi, lewat penutupan perbatasan, penguncian wilayah, karantina hotel, pengujian sampel hingga penerapan sosial.
"Kami mengendalikan virus di sini, di Australia. Tetapi kami ingin meluncurkan vaksin itu," kata Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg pada konferensi pers, Minggu.