COVID-19 Perlu Setahun Lebih Bisa Infeksi 100 Juta, Tapi Kini Kasus Positif Sudah Melewati Angka 300 Juta di Bumi
Photo by NASA on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Dunia masih terancam. COVID-19 memang butuh lebih dari satu tahun untuk mencatat 100 juta kasus virus corona. Dan perlu setengah waktu dari itu untuk mencapai 100 juta berikutnya.

Tapi yang mengerikan, 100 juta ketiganya datang lebih cepat. COVID-19 hanya perlu waktu lima bulan.

Dilansir dari The Strait Times yang mengutip pemberitaan New York Times, Jumat 7 Januari, ini semua akibat banyak negara kaya dan miskin belum merata soal vaksin. Dan kemunculan varian baru yang cerdik dan mampu menginfeksi mereka yang divaksinasi .

Jumlah kasus --- setidaknya itu yang tercatat di Universitas Johns Hopkins-- telah menjadi barometer utama selama pandemi. Tolok ukur tidak hanya bagi pemerintah yang menerapkan langkah-langkah mitigasi tetapi juga bagi orang-orang yang mencoba memahami ancaman di komunitas mereka sendiri.

Namun, semakin banyak ahli berpendapat bahwa inilah saatnya untuk berhenti berfokus pada jumlah kasus.

Kini dunia kembali dihadapkan varian baru yang tingkat penularannya sangat cepat. Varian Omicron memang dipercaya tidak membawa gejala yang berat dan penelitian menunjukkan bahwa vaksin masih menawarkan perlindungan terhadap hasil terburuk.

Tapi efeknya, kasus positif meningkat lebih cepat dari sebelumnya - Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan banyak negara lain mengalami lonjakan rekor - rawat inap. Syukurnya kematian terjadi lebih lambat.

Tetapi para ahli khawatir bahwa banyaknya kasus yang mungkin masih membebani sistem perawatan kesehatan yang sudah tegang oleh lonjakan sebelumnya.

Minggu ini, Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular pemerintah AS, menyarankan bahwa sudah waktunya untuk berhenti fokus pada jumlah kasus.

"Ketika Anda semakin jauh dan infeksi menjadi kurang parah, jauh lebih relevan untuk fokus pada rawat inap," katanya kepada ABC News, Minggu.

Sekitar 60 persen dunia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, tetapi hampir tiga perempat dari semua suntikan telah diberikan di negara-negara terkaya di dunia, membuat orang-orang di beberapa bagian Afrika dan Asia rentan.

Di Amerika Serikat, kasus harian telah meningkat lima kali lipat selama sebulan terakhir, sementara rawat inap hanya dua kali lipat.

Di Prancis, rata-rata kasus harian meningkat empat kali lipat menjadi rekor, sementara rawat inap meningkat sekitar 70 persen dan kematian meningkat dua kali lipat, menurut proyek Our World in Data di University of Oxford.