Ada Lonjakan Kasus COVID-19, Peru Umumkan Lockdown
JAKARTA - Presiden Peru Francisco Sagasti mengumumkan penguncian total ibu kota dan sembilan wilayah lainnya di Peru, menyusul peningkatan signifikan kasus COVID-19 yang membuat rumah sakit di negara tersebut kewalahan.
Pengumuman yang dikeluarkan Selasa malam waktu setempat ini berlaku hingga 14 Februari mendatang, melansir Reuters. Seluruh toko yang tidak penting diperintahkan untuk ditutup. Pekerja kantoran pun diperintahkan bekerja dari rumah.
Perjalanan darat dan udara antar wilayah juga ditangguhkan. Larangan penerbangan yang datang dari Eropa dan Brazil juga diperpanjang, untuk mencegah masuknya virus jenis baru yang lebih menular.
Kasus infeksi COVID-19 di Peru meningkat pesat, di mana dalam laporan harian Selasa kemarin, ada penambahan 4.444 kasus baru. Total ada 1.107.239 kasus postif dan 40.107 kematian akibat COVID-19 di Peru. Laporan harian kasus tertinggi di Peru tercatat pada 22 Agustus 2020 lalu, dimana ada lebih dari 9 ribu kasus baru yang dikonfirmasi.
Sagasti mengatakan, vaksin COVID-19 adalah jalan keluar dari krisis dan berjanji untuk menjadi yang pertama menerima suntikan vaksin. Peru sendiri diketahui memesan lebih dari satu jenis vaksin.
Baca juga:
"Satu juta dosis pertama dari pesanan 38 juta dosis kandidat vaksin Sinopharm akan tiba dalam beberapa hari mendatang. Siap untuk kampanye vaksinasi yang akan dimulai pada Bulan Februari," katanya.
Peru juga memiliki kesepakatan untuk membeli 14 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca Plc., serta mempertimbangkan permintaan penggunaan darurat dari Gamaleya Institute dan Pfizer Rusia.