Puing Submersible Titan Ditemukan 487 Meter dari Reruntuhan Titanic

JAKARTA - Kabar duka datang dari lokasi pencarian submersible Titan, setelah tim pencari menemukan puing-puing submersible tak berawak tersebut.

Laksamana Muda Mauger dari Penjaga Pantai AS yang memimpin pencarian mengatakan, puing-puing itu karena 'ledakan dahsyat' kapal yang membawa lima penumpang.

"Lokasi kecelakaan fatal itu diyakini berada 1.600 kaki (487m) dari haluan bangkai kapal Titanic," kata Laksamana Mauger, melansir BBC 23 Juni.

Lebih jauh dikatakannya, lima bagian besar Submersible Titan ditemukan di antara puing-puing di sekitar situs Titanic.

"Di antaranya, kerucut hidung, bagian luar lambung tekanan, dan bidang puing yang lebih besar," ungkapnya.

Laksamana Muda Mauger mengatakan, dia tidak dapat memastikan apakah Penjaga Pantai AS akan dapat menemukan mayat para korban atau tidak.

"Ini adalah lingkungan yang sangat tak kenal ampun," tandasnya.

Mengenai suara yang ditemukan di bawah air pada Hari Rabu, Laksamana Mauger mengatakan, sepertinya tidak ada hubungan dengan submersible Titan.

Ditambahkannya, Penjaga Pantai AS akan terus menyelidiki lokasi puing-puing. Sementara, sembilan kapal, tenaga medis dan teknisi di lokasi akan segera ditarik

"Atas nama Penjaga Pantai AS dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga," lirih Laksamana Muda Mauger.

Diberitakan sebelumnya, Penjaga Pantai AS mengatakan di Twitter, sebuah kapal permukaan, Polar Prince, kehilangan Titan yang diluncurkannya sekitar satu jam dan 45 menit setelah memulai penyelaman ke arah lokasi reruntuhan Titanic pada Hari Minggu pagi.

Diketahui, reruntuhan Titanic, kapal laut Inggris yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada April 1912, terletak sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (644 km) selatan St. Louis. John's, Newfoundland.

Pihak berwenang belum mengonfirmasi identitas mereka yang berada di dalam Titan. Namun, sejumlah laporan menyebutkan nama miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris.

Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga dilaporkan ikut serta.