Tragedi Submersible Titan, Ketua TIS: Titanic Mengajarkan Bahaya Keangkuhan dan Ketergantungan Berlebihan pada Teknologi
Reruntuhan Kapal Titanic. (Wikimedia Commons/NOAA/Institute for Exploration/University of Rhode Island)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Titanic International Society mengatakan, sudah saatnya untuk "mempertimbangkan dengan serius" apakah perjalanan manusia ke reruntuhan kapal tersebut harus diakhiri "demi keselamatan".

Dalam sebuah pernyataan Charlie Haas mengatakan, seruan ini dikeluarkan mempertimbangkan "hanya sedikit yang bisa dipelajari dari atau tentang" Titanic.

"Seperti halnya Titanic yang mengajarkan pelajaran keselamatan kepada dunia, demikian juga dengan hilangnya Titan," ujarnya seperti melansir CNN 23 Juni.

"Titanic juga mengajarkan dunia tentang bahaya keangkuhan dan ketergantungan yang berlebihan pada teknologi. Akhir yang tragis dari ekspedisi ini menunjukkan, pelajaran ini masih harus dipelajari," lanjutnya.

Dia juga mendesak agar "penyelidikan yang ekstensif dan terperinci oleh Penjaga Pantai AS, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional dan/atau organisasi terkait di Kanada, dilakukan terhadap desain Titan.

"Selain itu, pemeriksaan pra-layanan intensif terhadap kapal selam laut dalam harus diwajibkan oleh peraturan internasional," tandas Haas.

Terpisah, seorang ahli mengenai reruntuhan Titanic juga mengatakan, penyelaman ke lokasi tersebut harus ditangguhkan

"Kita harus menangguhkan penyelaman laut dalam untuk turis, terutama ke Titanic," ujar Tim Maltin, seperti mengutip BBC.

"Mereka harus disertifikasi untuk kedalaman yang lebih besar daripada yang akan mereka lakukan," tandasnya.

Diketahui, submersible berawak Titan yang mengangkut lima orang, hilang saat dalam perjalanan menuju reruntuhan Titanic pada Hari Minggu.

Setelah proses pencarian, Penjaga Pantai AS mengumumkan penemuan puing-puing Titan sekitar 487 meter dari reruntuhan Titanic pada Hari Kamis, memperkirakan kendaraan bawah laut itu meledak akibat tekanan air dan menewaskan seluruh penumpangnya.

Mereka yang berada di submersible Titan saat hilang yakni, miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris. Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga ada di dalamnya.

Terkait