JAKARTA - Penjaga Pantai Amerika Serikat mengumumkan tengah menyelidiki penyebab ledakan kapal submersible berawak Titan yang menewaskan kelima penumpangnya, setelah hilang kontak saat hendak menyelam ke reruntuhan Kapal Titanic di Samudra Atlantik.
Pengumuman ini muncul sehari setelah Dewan Keselamatan Transportasi Kanada mengatakan, mereka sedang melakukan penyelidikan independen terhadap ledakan Titan, yang telah menimbulkan pertanyaan tentang sifat ekspedisi yang tidak diatur.
"Tujuan utama saya adalah untuk mencegah kejadian serupa, dengan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan wilayah maritim di seluruh dunia," jelas Kapten Jason Neubauer, kepala penyelidik Penjaga Pantai, dalam sebuah konferensi pers di Boston, melansir Reuters 26 Juni.
Menurut Neubauer, Coast Guard membuka apa yang disebutnya sebagai investigasi dewan kelautan pada Hari Jumat, bekerja sama dengan FBI untuk menemukan bukti-bukti, di lokasi puing-puing sekitar 1.600 kaki (448 meter) dari haluan reruntuhan Titanic, pada kedalaman sekitar 2,5 mil atau 4 kilometer di bawah permukaan laut.
Temuan ini akan dibagikan kepada Organisasi Maritim Internasional dan kelompok-kelompok lain "untuk membantu meningkatkan kerangka kerja keselamatan untuk operasi kapal selam di seluruh dunia," kata Neubauer.
Dia menambahkan, Coast Guard berhubungan dengan keluarga lima orang yang tewas, dengan para penyelidik "melakukan semua tindakan pencegahan di lokasi, jika kami menemukan sisa-sisa tubuh manusia."
Diketahui, submersible berawak Titan yang mengangkut lima orang, hilang saat dalam perjalanan menuju reruntuhan Titanic pada Hari Minggu 18 Juni.
BACA JUGA:
Setelah proses pencarian, Penjaga Pantai AS mengumumkan penemuan puing-puing Titan sekitar 487 meter dari reruntuhan Titanic pada Hari Kamis pekan lalu, memperkirakan kendaraan bawah laut itu meledak akibat tekanan air dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Mereka yang berada di submersible Titan saat hilang yakni, miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris. Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga ada di dalamnya.