Bank Indonesia Buka Rahasia, Ini Tiga ‘Obat Manjur’ Kendalikan Inflasi
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa pengendalian inflasi nasional yang dinyatakan “turun lebih cepat dari perkiraan awal” tidak lepas dari sejumlah kebijakan penting yang telah ditempuh.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan jika terhadap tiga langkah strategis bank sentral yang menuai hasil positif.
“Inflasi turun lebih cepat dari yang kami perkirakan. Bahwa, kenaikan suku bunga (acuan yang terdahulu), stabilitas nilai tukar, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu betul-betul ‘obat yang manjur’ untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya di Jakarta saat menjawab pertanyaan wartawan, Kamis, 22 Juni.
Menurut Perry, indikasi ini terlihat dari kenaikan suku bunga yang sudah distop BI pada Januari 2023 yang lalu menjadi 5,75 persen.
Kemudian stabilitas nilai tukar rupiah terjaga dengan catatan rupiah secara point-to-point, baik dibandingkan dengan akhir Mei 2023 maupun akhir 2022, menguat masing-masing sebesar 0,30 persen dan 4,17 persen.
“Nilai tukar Rupiah terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia,” tuturnya.
Baca juga:
Lalu, GNPIP yang sukses meredam inflasi pangan volatile food sebesar 3,28 persen yoy di Mei 2023 dari sebelumnya 11,47 persen pada Juli 2022.
Sebagai informasi, inflasi umum atau berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK) diketahui sebesar 4,00 persen yoy pada Mei 2023. Level tersebut sudah masuk dalam target maksimal BI maupun pemerintah yang sebesar 3 persen plus minus 1 persen.
Sebelumnya, inflasi IHK berada di atas target akibat gejolak harga komoditas dan kenaikan harga bahan bakar di tahun lalu.