SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar pertemuan dengan Direktur Eksekutif - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Budi Hanoto di Balai Kota Surabaya, Jumat, guna membahas strategi kendalikan inflasi.
Menurut Eri Cahyadi, ada beberapa hal pembahasan yang dijadikan bahan diskusi bersama, di antaranya, bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi inflasi harga pangan di Kota Surabaya.
"Jadi seperti Tunjungan Romansa, dimana saat itu didukung oleh BI Jatim untuk menggerakkan UMKM agar ekonomi terus bergerak. Insyaallah ke depan akan ada program lagi yang dijalankan bersama BI," kata Eri Cahyadi dilansir ANTARA, Jumat, 2 September.
Pada pertemuan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi menerima ToA (Token of Appreciation) dari Budi Hanoto, sekaligus membahas berbagai hal mengenai perekonomian di Surabaya.
Dengan ToA ini, Wali Kota Eri berharap dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan dapat berputar dengan baik di Kota Surabaya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Budi Hanoto mengatakan, ke depan, BI Jatim bersama Pemkot Surabaya akan berkolaborasi untuk mengantisipasi terjadinya inflasi harga pangan.
Karena itu, nantinya akan dibentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk segera menentukan langkah-langkahnya antisipasinya.
"Nanti dibentuk TPID bersama BI dan pemkot, terutama untuk menangani inflasi harga-harga pangan, kami petakan lagi, kami teliti lagi mana kira-kira yang membutuhkan intervensi," ujar Budi.
BACA JUGA:
Di sela-sela diskusi, Budi sempat memberikan uang pecahan baru emisi tahun 2022 kepada Wali Kota Eri Cahyadi, uang kertas tersebut disusun rapi, mulai pecahan Rp1.000 hingga Rp100 ribu lengkap dengan sampulnya.
Budi menjelaskan, ToA itu diberikan kepada Wali Kota Eri atas mandat Gubernur BI, agar diberikan secara langsung kepada kepala daerah di masing-masing wilayah, di Jawa Timur.
"Kebetulan saya diberi kesempatan langsung untuk memberikan ToA ini kepada Pak Wali (Eri Cahyadi). Uang kertas kali ini desainnya baru, lebih mudah dikenali oleh tunanetra dan uang baru ini tidak mudah dipalsukan," kata Budi.