Naik Titan Dua Kali Meski Berisiko dan Tidak Nyaman, Bos Perusahaan Migas: Semua Semangat Pergi ke Titanic
JAKARTA - Bos perusahaan minyak dan gas ini dua kali menaiki submersible Titan dan mengunjungi reruntuhan Kapal Titanic, kendati menyadari risiko yang dihadapinya, termasuk belum adanya sertifikasi kendaraan bawah air tersebut.
Oisin Fanning (65) tumbuh besar dengan mendengarkan cerita tentang Titanic dari sang ayah yang lahir di Belfast, Irlandia Utara, tempat di mana Titanic dibangun.
Ia sudah dua kali menaiki Titan, termasuk musim panas lalu, bersama dengan Kepala Eksekutif OceanGate Stockton Rush dan Paul-Henri Nargeolet, seorang ahli maritim dan mantan komandan Angkatan Laut Prancis yang berada di dalam Titan saat dilaporkan hilang Hari Minggu bersama tiga orang lainnya.
Fanning mengatakan, dia sangat menyadari risiko ekspedisi sebelum melakukan penyelaman, termasuk submersible tersebut belum menjalani prosedur sertifikasi independen.
Namun, prospek untuk melihat reruntuhan Titanic dari dekat sangat berharga, katanya, seperti dikutip dari The New York Times 22 Juni.
"Semua orang tahu risikonya, tetapi tentu saja, semua orang lebih bersemangat untuk pergi ke Titanic daripada terlalu khawatir," jelas Fanning.
Kepala eksekutif San Leon Energy, sebuah perusahaan minyak dan gas ini mengatakan, pengalaman tersebut mendebarkan dan sepadan dengan biaya 120.000 dolar AS yang ia bayarkan untuk dua kali penyelaman. Satu penyelaman di area dekat reruntuhan kapal dan penyelaman lainnya di Titanic itu sendiri.
"Anda melihat banyak hal, bak mandi di salah satu kamar, lampu di luar kamar Sersan," ungkapnya.
"Tidak nyaman, Anda berada di dalam tabung seperti cerutu, dan Anda hanya duduk di lantai, sambil bergantian melihat keluar dari jendela kapal," tandas Fanning.
Fanning yang tinggal di London dan Dubai menambahkan, ia berharap penyelamatan berhasil, namun mengakui kesulitan yang dihadapi dalam operasi pencarian.
Bahkan, jika kapal selam itu mengambang di dekat permukaan, setengah terendam, akan sangat sulit untuk dikenali, katanya.
Diberitakan sebelumnya, Penjaga Pantai AS mengatakan di Twitter, sebuah kapal permukaan, Polar Prince, kehilangan Titan yang diluncurkannya sekitar satu jam dan 45 menit setelah memulai penyelaman ke arah lokasi reruntuhan Titanic pada Hari Minggu pagi.
Baca juga:
- Kemajuan Serangan Balasan Ukraina Lebih Lambat, Presiden Zelensky: Yang Dipertaruhkan Nyawa
- Dua Kali Menaiki Titan, Pria Ini Nilai Penumpang Submersible yang Hilang Bisa Bertahan Lebih Lama dari Perkiraan
- Batas Waktu Ketersediaan Oksigen Segera Berakhir, Pencarian Submersible Titan Diperluas
- 37 Orang Terluka Akibat Ledakan Dekat Lokasi Bersejarah di Paris
Diketahui, reruntuhan Titanic, kapal laut Inggris yang menabrak gunung es dan tenggelam dalam pelayaran perdananya pada April 1912, terletak sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (644 km) selatan St. Louis. John's, Newfoundland.
Pihak berwenang belum mengonfirmasi identitas mereka yang berada di dalam Titan. Namun, sejumlah laporan menyebutkan nama miliarder Inggris Hamish Harding dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood bersama putranya Suleman, yang keduanya warga negara Inggris.
Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet serta Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate Expeditions, juga dilaporkan ikut serta.