11 Warga Sipil Ukraina Tewas dalam Serangan Rudal Rusia ke Kampung Halaman Presiden Zelensky

JAKARTA - Sebelas warga sipil tewas dalam serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah gedung apartemen dan gudang di Kryvyi Rih, kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Hari Selasa, menurut pejabat setempat.

Layanan darurat mengatakan empat orang tewas di blok apartemen dan tujuh orang di gudang, di mana para pejabat mengatakan sebuah perusahaan swasta menyimpan barang-barang seperti minuman bersoda. Wali Kota Oleksandr Vilkul mengatakan, tidak ada satu pun dari target yang memiliki hubungan dengan militer.

Sebanyak 25 orang terluka, dua di antaranya menderita luka bakar parah dan berada dalam kondisi kritis, kata kepala dokter salah satu rumah sakit di Kryvyi Rih kepada para wartawan, melansir Reuters 13 Juni.

Para penduduk menangis di luar blok apartemen yang terbakar, di mana asap mengepul setelah serangan dini hari di kota Ukraina tengah itu.

Olha Chernousova, yang tinggal di blok apartemen berlantai lima itu mengatakan, ia terbangun oleh sebuah ledakan yang terdengar seperti guntur dan terlempar dari tempat tidurnya oleh gelombang ledakan yang dahsyat.

"Saya berlari ke pintu depan, tapi di sana sangat panas... asapnya sangat tebal," katanya.

"Apa yang bisa saya lakukan? Saya duduk di balkon, takut akan kehilangan kesadaran. Tidak ada yang datang untuk waktu yang lama... Saya pikir saya harus melompat ke pohon," tuturnya.

Di sekelilingnya, jalan dan halaman dipenuhi dengan kaca dan batu bata. Setidaknya lima mobil hancur berantakan.

Sementara Ihor Lavrenenko, yang tinggal di bagian lain dari gedung itu, mengatakan ia mendengar dua ledakan.

"Saya terbangun dari ledakan pertama, yang lemah, dan langsung pergi ke balkon. Kemudian yang kedua meletus di atas kepala, saya menyaksikan dari balkon saya saat puing-puing panas berjatuhan," tandasnya.

Terpisah, Presiden Zelensky, yang lahir di Kryvyi Rih, mengutuk serangan terhadap kampung halamannya.

"Para pembunuh Rusia melanjutkan perang mereka terhadap bangunan-bangunan tempat tinggal, kota-kota biasa, dan orang-orang," tulisnya di aplikasi perpesanan Telegram.

"Teroris tidak akan pernah dimaafkan, dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap rudal yang mereka luncurkan," tegas Presiden Zelensky.

Diketahui, Rusia telah berulang kali menghantam kota-kota di seluruh Ukraina sejak invasi besar-besaran pada Februari 2022, tetapi membantah menargetkan warga sipil. Moskow juga menuduh Ukraina melakukan penembakan lintas batas, ketika Kyiv melakukan operasi balasan.

Sementara, komando militer Ukraina mengatakan pertahanan udara telah menghancurkan 10 dari 14 rudal jelajah, dan satu dari empat pesawat tak berawak buatan Iran, yang ditembakkan ke Ukraina dalam semalam.