Presiden Erdogan Serukan Investigasi Internasional Bersama Jebolnya Bendungan Ukraina
JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pembentukan komisi ahli internasional untuk menyelidiki ledakan yang menghancurkan bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina.
Pemimpin Turki tersebut diketahui melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina dan Rusia pada Hari Rabu, untuk membahas insiden yang berdampak terhadap ratusan ribu orang tersebut.
"Presiden Erdogan mengatakan, sebuah komisi dapat dibentuk dengan partisipasi para ahli dari pihak-pihak yang bertikai, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional, termasuk Turki, untuk melakukan investigasi rinci atas ledakan di bendungan Kakhovka," kata kantornya setelah menelepon Presiden Ukraina Zelensky, dilansir dari Daily Sabah 8 Juni.
Dalam panggilan kedua dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin, Presiden Erdoğan mengatakan penyelidikan yang komprehensif diperlukan untuk mengetahui penyebab kehancuran tersebut.
Presiden Erdogan menegaskan, sebuah komisi internasional yang terdiri dari PBB dan Turki dapat dibentuk untuk menyelidiki masalah ini, menurut pernyataan kantornya.
Moskow dan Kyiv sendiri saling menyalahkan atas kehancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, yang jebol pada Hari Selasa pagi setelah dilaporkan terjadinya sebuah ledakan.
Selama panggilan telepon dengan Presiden Turki, Pemimpin Rusia Vladimir Putin menuduh pihak berwenang Kyiv berada di belakang "tindakan biadab yang menyebabkan bencana lingkungan dan kemanusiaan berskala besar", kata Kremlin, seperti mengutip The National News.
Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Presiden Erdogan, konsekuensi dari serangan yang dituduhkan Kyiv atas "terorisme Rusia" itu sangat menghancurkan.
Menanggapi siapa yang harus disalahkan, Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir di Washington, AS mengatakan, Rusia memiliki "kepentingan yang lebih besar dan lebih jelas untuk membanjiri Dnipro yang lebih rendah, meskipun ada kerusakan pada posisi pertahanan yang telah mereka persiapkan".
Diketahui, Bendungan Kakhovka terletak di Sungai Dnipro, yang mengaliri waduk yang menyediakan air pendingin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang terletak sekitar 150 kilometer dari hulu sungai.
Hancurnya bendungan tersebut menyebabkan air mengalir deras ke Dnipro, mendorong ribuan warga sipil mengungsi dari daerah yang tergenang air dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana ekologis.
Baca juga:
- Sukses Jalani Operasi Selama Tiga Jam, Paus Fransiskus Dapat Beraktivitas dan Melakukan Kunjungan Keluar Negeri
- Bantah Pernyataan Rusia Soal Serangan Balasan, Militer Ukraina: Itu Tidak Benar
- Bertemu di Jeddah, Ini yang Dibahas Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman dan Menlu AS Antony Blinken
- Bendungan Kakhovka Jebol, Sekjen PBB: Serangan Terhadap Warga dan Infrastruktur Sipil Harus Dihentikan
Kyiv memperkirakan sekitar 42.000 orang yang tinggal di dekat bendungan dan Sungai Dnipro berisiko terkena banjir, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya minggu ini. Dikatakan, jebolnya bendungan telah menyebabkan ratusan ribu orang tanpa akses ke air minum.
Ukraina juga telah memperingatkan puluhan ribu hektar lahan pertanian di Ukraina selatan bisa hancur.