Moeldoko Akan Kawal Ketersediaan Irigasi untuk Ketahanan Pangan Nasional
JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Dr. Moeldoko berkomitmen untuk mengawal ketersediaan irigasi di Kabupaten Aceh Tamiang dan Pidie agar petani bisa berproduksi sehingga membantu meningkatkan ketahanan pangan secara nasional.
Dalam membantu petani ini, Moeldoko mendorong pembangunan fasilitas irigasi di daerah untuk membantu mengairi lahan pertanian.
KSP pun menyatakan dukungannya terhadap pembangunan 3.000 hektar bendungan dan jaringan irigasi di Kabupaten Aceh Tamiang serta 11.950 hektar bendungan dan jaringan irigasi di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Tadah Hujan
Kedua bendungan dan jaringan irigasi ini sangat diperlukan karena sektor pertanian masih mengandalkan tadah hujan dan kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau. Selain itu, debit air dari sungai Krueng Baro yang menjadi sumber air utama di Baro Raya, Kab. Pidie, saat ini sudah tidak lagi memadai.
"Perlu dilakukan upaya percepatan melalui koordinasi dengan Kementerian PUPR. KSP akan melakukan tindak lanjut tersebut agar dapat diperhatikan dan diprioritaskan, sehingga dua kabupaten bisa terus berproduksi dan berkontribusi pada program ketahanan pangan nasional. Lebih lanjut, keberadaan bendungan dan irigasi tidak hanya berdampak pada perbaikan ekonomi masyarakat petani, tetapi ternyata juga mengatasi masalah sosial lainnya," kata Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko, Rabu 7 Juni di Gedung Bina Graha, Jakarta.
Menurut Pj. Bupati Pidie, Ir. Wahyudi Adisiswanto, dan Pj. Bupati Aceh Tamiang, Dr. Drs. Meurah Budiman, yang datang secara langsung menemui Moeldoko, Rabu (7/6), di Gedung Bina Graha, Jakarta, ketiadaan sumber air dan sistem irigasi teknis yang memadai untuk lahan pertanian menyebabkan penurunan produktivitas ekonomi masyarakat yang 60 persennya berprofesi sebagi petani.
Dengan kerugian yang dialami para petani, sejumlah masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, hingga tindak kriminalitas dan kekerasan juga mengalami peningkatan signifikan.
"KSP pernah turut terjun menyelesaikan permasalahan di Wadas, Jawa Tengah, yang juga memiliki permasalahan lahan dan permasalahan sosial. Saya pikir skema yang sama juga bisa diperlakukan di Aceh," imbuh Moeldoko.
Baca juga:
- Barisan Soekarnois Deklarasi Siap Menangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
- PDIP Anggap Cawe-cawe Jokowi di Pemilu untuk Kemajuan Indonesia
- Ganjar Ajak Generasi Milenial dan Gen Z Belajar dari Sejarah dan Pengorbanan PDIP
- Isu Keretakan Jokowi-Megawati Ditulis Media Asing, Ganjar Membantah: Kita Kompak, Kita Solid
Sementara itu, Moeldoko berpesan bahwa Presiden Jokowi selalu menekankan tentang penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN) hingga tahun 2024 mendatang. Disamping itu, Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus bekerja melayani masyarakat hingga akhir masa kepresidenan Jokowi.
"Pemerintahan efektif kita hanya tinggal 1,5 tahun saja. Ada perintah dari Presiden untuk mengevaluasi PSN agar selesai semua di tahun 2024. Namun tidak dipungkiri ada beberapa proyek besar yang tidak bisa terselesaikan tahun 2024 karena butuh waktu lama. Oleh karenanya, kita harus tetap bekerja memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat," pungkas Purnawirawan Panglima TNI tersebut.
Dr. Moeldoko menerima audiensi Pj. Bupati Pidie dan Pj. Bupati Aceh Tamiang beserta jajaran di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu 7 Juni. (dokKSP)